redaksiharian.com – Bentrokan antaretnis kembali pecah dan memakan korban jiwa di wilayah terpencil Manipur, India . Sedikitnya sembilan orang tewas ditembak di wilayah rawan konflik tersebut.

Seperti dilansir AFP, Rabu (14/6/2023), Manipur dilanda bentrokan berdarah pada Mei lalu, yang dipicu oleh perselisihan soal akses untuk pekerjaan di pemerintahan dan tunjangan lainnya di antara etnis-etnis minoritas di wilayah tersebut.

Lebih dari 100 orang tewas dalam kerusuhan yang dipicu bentrokan antaretnis itu, dengan massa menyerang kantor polisi setempat dan mencuri senjata di sana, sementara puluhan ribu orang lainnya meninggalkan rumah masing-masing untuk menyelamatkan diri.

Bentrokan serupa kembali terjadi pada Selasa (13/6) tengah malam, ketika sekelompok pria bersenjata menyerbu desa Kamenlok di pinggiran ibu kota Imphal. Pejabat informasi pemerintah Manipur, Heisnam Balakrishna, melaporkan bahwa pria bersenjata itu melepas tembakan tanpa pandang bulu ke rumah-rumah warga dengan menggunakan ‘senjata canggih’.

“Sembilan orang, termasuk seorang wanita, tewas dalam penembakan itu,” tutur Balakrishna kepada AFP.

Sekitar 10 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan itu dan telah dibawa ke rumah sakit di Imphal untuk mendapatkan perawatan medis.

Kepolisian menambahkan bahwa sekitar sembilan orang lainnya mengalami luka-luka dalam serangan terpisah di desa yang sama pada Senin (12/6).

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Lihat juga Video: Sisa-sisa Tabrakan Kereta di India di Tengah Jalur yang Kembali Beroperasi

Manipur merupakan bagian dari wilayah terpencil di timur laut India yang terhubung dengan bagian lainnya melalui koridor daratan yang sempit. Area itu menjadi rumah bagi puluhan kelompok suku dan pasukan gerilya etnis kecil yang menuntut otonomi lebih besar juga pemisahan diri dari India.

Ketegangan etnis di wilayah tersebut memuncak bulan lalu, tepatnya antara etnis mayoritas Meitei yang sebagian besar beragama Hindu dengan suku Kuki yang sebagian besar beragama Kristen. Etnis Meitei kebanyakan tinggal di dalam dan sekitar Imphal, sedangkan etnis Kuki tinggal di area perbukitan sekitarnya.

Etnis Kuki memprotes tuntutan etnis Meitei untuk mendapatkan kuota pekerjaan publik dan penerimaan perguruan tinggi sebagai bentuk tindakan afirmatif. Hal itu juga membangkitkan ketakutan sejak lama di kalangan etnis Kuki bahwa etnis Meitei mungkin juga diperbolehkan mendapatkan tanah di daerah yang saat ini hanya disediakan untuk mereka dan suku minoritas lainnya.

Jam malam tetap diberlakukan dan akses internet dipadamkan di sebagian besar wilayah Manipur, di mana puluhan ribu tentara dikerahkan untuk mengatasi kerusuhan bulan lalu.