Meskipun pemangkasan penggunaan gas awal akan bersifat sukarela, Komisi juga meminta kewenangan untuk memberlakukan pengurangan wajib di seluruh blok itu jika terjadi keadaan darurat di seluruh Uni Eropa yang disebabkan oleh apa yang dipandang Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen sebagai upaya yang disengaja oleh Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menjadikan ekspor gas sebagai senjata.

“Rusia memeras kita. Rusia menggunakan energi sebagai senjata. Dan oleh karena itu, dalam hal apa pun, apakah itu penghentian sebagian besar gas Rusia atau penghentian total gas Rusia, Eropa harus siap,” pungkasnya.

Negara-negara anggota Uni Eropa akan membahas langkah-langkah tersebut pada pertemuan darurat para menteri energi Selasa depan.

Agar bisa disetujui, masing-masing negara harus mempertimbangkan untuk menyerahkan sebagian kewenangan mereka terkait kebijakan energi ke Komisi Eropa.

“Dengan asumsi ada gangguan penuh gas Rusia, kita perlu menghemat gas untuk mengisi pasokan gas kita lebih cepat dan untuk itu, kita harus mengurangi konsumsi gas kita. Saya tahu ini adalah permintaan besar bagi seluruh Uni Eropa, tapi itu perlu untuk melindungi kita,” imbuhnya.

Menghemat 15 persen penggunaan gas antara Agustus hingga Maret mendatang tidak akan semudah itu.

Komisi Eropa mengisyaratkan target yang diusulkan akan mengharuskan secara keseluruhan negara-negara Uni Eropa melipattigakan pembagian yang dicapai hingga saat ini sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai 24 Februari.

Komisaris Energi UE Kadri Simson mengatakan, “Tingkat penghematan UE sejauh ini sama dengan lime persen, ini jelas tidak cukup.”

Proposal Rabu itu disampaikan pada saat sebuah posting blog dari Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan tentang kelemahan blok 27 negara itu.

Prakiraan ekonomi UE pekan lalu menunjukkan bahwa perang Rusia di Ukraina diperkirakan akan mendatangkan malapetaka dalam pemulihan ekonomi pada masa mendatang, dengan pertumbuhan tahunan yang lebih rendah dan rekor inflasi yang tinggi.

Gangguan dalam perdagangan energi Rusia mengancam akan memicu resesi di blok itu, tepat saat negara itu pulih dari kemerosotan yang disebabkan oleh pandemi.

Sejak Rusia menginvasi Ukraina, Uni Eropa telah menyetujui larangan batu bara Rusia dan sebagian besar minyak. Larangan akan berlaku akhir tahun ini, tetapi itu tidak termasuk gas alam karena blok 27 negara itu bergantung pada gas untuk pembangkit listrik, yang menghasilkan listrik dan memanaskan rumah.

Negara-negara dan Komisi UE telah melakukan pembelian besar-besaran untuk mendiversifikasi sumber gas alamnya jauh dari Rusia, tetapi ketersediaan energi diperkirakan masih jauh dari memadai untuk bisnis dan rumah dalam bulan-bulan dingin.

Rusia telah memangkas atau mengurangi gas ke puluhan negara Uni Eropa. Ada kekhawatiran bahwa krisis energi akan memburuk jika Moskow tidak mulai menggunakan kembali pipa utama ke Jerman setelah pemeliharaan rutin berakhir pada Kamis.

Tekanan energi juga menghidupkan kembali tantangan politik dalam beberapa dekade untuk Eropa. Sementara UE telah memperoleh otoritas terpusat atas kebijakan moneter, perdagangan, antimonopoli, dan pertanian, masing-masing negara berupaya mempertahankan kewenangan mereka atas masalah energi.

Komisi Eropa telah menghabiskan beberapa dekade untuk menghancurkan benteng kedaulatan nasional ini, menggunakan gangguan pasokan sebelumnya untuk secara bertahap mendapatkan pengaruh dalam UE.

Invasi Rusia selama lima bulan ke Ukraina sekarang menjadi ujian paling berat apakah negara-negara anggota bersedia menyerahkan lebih banyak kewenangan energi mereka. [my/ka]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.