Komisaris Kesehatan Negara Bagian New York Mary Bassett, pada Senin (22/8), mengatakan negara bagian itu akan mulai menggunakan dosis vaksin cacar monyet yang lebih kecil untuk memperluas cakupan vaksinasi.
Pemerintah federal pada minggu lalu mendorong negara-negara bagian untuk mulai memberikan seperlima dari dosis biasa vaksin cacar monyet pada orang dewasa dan disuntikkan tepat di bawah kulit, bukan satu botol penuh vaksin yang disuntikkan ke jaringan yang lebih dalam.
Dalam konferensi pers bersama Gubernur New York Kathy Hochul, Bassett mengatakan “alasan kita menggunakan dosis vaksin yang lebih kecil adalah karena pemberian intradermal masuk ke kulit di mana kita memiliki lebih banyak imunogenisitas dari dosis itu.”
Ia menambahkan bahwa, “terdapat lebih banyak sel di sana yang aktif dalam respon imun sehingga data yang kami miliki menunjukkan respon antibodi atas rute vaksin ini setara dengan rute sebelumnya.”
Banyak petugas kesehatan yang mungkin hanya memiliki sedikit pengalaman memberikan suntikan dengan metode di bawah kulit, yang membutuhkan jarum dan alat suntik yang berbeda.
Para pejabat minggu lalu mengumumkan pemberian 442.000 dosis yang lebih kecil, yang dipesan oleh departemen kesehatan di tingkat negara bagian dan lokal.
Mereka mengatakan sebanyak 1,8 juta dosis lagi – atau sekitar 360.000 botol vaksin – akan dikirim ke negara-negara bagian, sesuai pedoman yang diberikan pemerintah federal untuk mengurangi dosis vaksin cacar monyet.
Amerika memiliki persediaan vaksin yang terbatas, yang dianggap sebagai senjata utama untuk melawan virus cacar monyet. Vaksin ini disebut Jynneos.
Dosis – dengan ukuran seperlima dari dosis biasa – saat ini diberikan segera setelah seseorang menilai mereka telah terpapar. Para ilmuwan masih mengkaji untuk menentukan seberapa efektif suntikan tersebut bekerja.
Cacar monyet adalah endemik di beberapa bagian Afrika di mana orang terinfeksi dari gigitan hewan pengerat atau hewan kecil. Tetapi cacar monyet tidak dianggap sebagai penyakit yang menyebar dengan mudah diantara warga biasa, hingga pada Mei lalu ketika infeksi muncul di Eropa dan Amerika.
Tercatat lebih dari 39.000 kasus yang dilaporkan di beberapa negara yang secara historis belum pernah dilanda kasus cacar monyet sebelumnya.
Sebagian besar terjadi pada laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki. Tetapi para pejabat kesehatan menekankan bahwa siapa pun dapat tertular cacar monyet.
Amerika Serikat memiliki jumlah kasus cacar monyet paling banyak dibanding negara mana pun di dunia, yaitu lebih dari 15.400 kasus.
Sekitar 98 persen pengidap cacar monyet di Amerika adalah laki-laki, dan sekitar 93 persen dari laki-laki pengidap cacar monyet itu melaporkan kontak seksual yang dilakukannya dengan laki-laki lain baru-baru ini.
Para pejabat mengatakan virus itu menyebar terutama lewat kontak kulit-ke-kulit. Tetapi mengingatkan perebakan juga dapat terjadi lewat cara lain, termasuk lewat kain yang digunakan oleh orang yang mengidap cacar monyet.
Penderita cacar monyet mengalami demam, rasa nyeri, kedinginan dan kelelahan. Banyak pengidap yang memiliki benjolan seperti jerawat yang sangat menyakitkan.
Tidak ada satu pun penderita cacar monyet di Amerika yang dilaporkan meninggal, tetapi kematian telah dilaporkan di negara-negara lain. [em/pp]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.