redaksiharian.com – Sekelompok pengunjuk rasa menyerbu kantor operator pasar saham Euronext di distrik bisnis La Defense Paris pada hari Kamis waktu setempat. Aksi protes tersebut meminta perusahaan besar harus membayar dana pensiun seiring dengan kebijakan kenaikan usia masa pensiun.

“Kami diberitahu bahwa tidak ada uang untuk membiayai pensiun. Tidak perlu mendapatkan uang dari kantong pekerja, ada sebagian di kantong miliarder,” kata anggota serikat Sud-Rail, Fabien Villedieu, Jumat (22/4).

Mengutip laman Reuters, para pendemo mengibarkan bendera serikat pekerja yang terdiri dari ratusan pengunjuk rasa. Mereka memasuki lobi Euronext, membuat asap merah dari suar, dan meneriakkan kata-kata protes terkait kebijakan pensiun.

“Kami di sini, kami di sini, bahkan jika Macron tidak menginginkannya, kami ada di sini. “Macron mundur!,” teriak para pendemo.

Pemandangan serupa juga terjadi di kantor Blackrock di Paris.

Seperti diketahui, Presiden Perancis Emmanuel Macron telah menandatangani undang-undang kenaikan usia pensiun. Artinya, warga negara harus bekerja dua tahun lebih lama hingga usia 64 tahun. Setelahnya, baru dapat menerima uang pensiun negara.

Hal itu terjadi setelah tiga bulan protes dimana sejumlah orang turun melakukan aksi demo ke jakanan. Tak jarang menimbulkan kerusuhan. Jajak pendapat menunjukkan sebagian besar pemilih menentang reformasi pensiun.

Namun, pemerintahan Macron tetap ingin melanjutkan langkah-langkah lain yang berkaitan dengan kondisi kerja, hukum dan ketertiban, masalah pendidikan dan kesehatan.

Hal itu tidak menyurutkan upaya pengunjuk rasa di La Defense pada hari Kamis kemarin. Bahkan, mereka yang mencemooh Macron selama kunjungan ke wilayah Alsace timur Prancis pada hari Rabu, memperjelas bahwa banyak orang yang tidak setuju pada kebijakan tersebut.

“Kami akan melanjutkan sampai penarikan (undang-undang pensiun),” teriak pengunjuk rasa di alun-alun pusat La Defense, berdiri di dekat spanduk bertuliskan: “Tidak untuk reformasi pensiun”.