Kata-kata terakhir Soeharto kepada Benny Moerdani dinilai sarat akan penyesalan. Kira-kira, kenapa sang jenderal bintang lima itu sampai menyesal?
Benny Moerdani adalah salah satu tokoh militer Indonesia paling berpengaruh di era Orde Baru yang menjadi orang kepercayaan Soeharto.
Hubungan Benny dan sosok yang dijuluki ‘The Smiling General’ itu pun dikenal sangat harmonis, sebelum kemudian berakhir tragis.
Menurut Christianto Wibisono, mantan jurnalis dan pendiri Pusat Data Bisnis Indonesia, Benny disebut sebagai anak emas Soeharto.
Namun sayang, hubungan mereka tidak berjalan semulus yang dikira.
Di akhir usia Benny, kata-kata terakhir Soeharto melepas kepergian sang jenderal kesayangan untuk selamanya.
Hubungan Benny Moerdani dengan Soeharto
Benny Moerdani Dicopot dari Panglima ABRI
Di masa Orde Baru, hubungan Benny Moerdani dengan Soeharto retak karena suatu perkara.
Hubungan harmonis antara keduanya berakhir tak menyenangkan lantaran Benny dicopot dari jabatannya sebagai Panglima ABRI.
Pencopotan tersebut menuai banyak tanya, bahkan hal tersebut terasa ganjil di mata publik karena dinilai serbamendadak.
Peralihan tongkat komando tertinggi militer sebelumnya selalu dilakukan bersamaan dengan pembentukan kabinet baru.
Benny diturunkan tepat seminggu sebelum Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat diselenggarakan.
Rumor kenapa Benny Moerdani tersingkir dari lingkaran Keluarga Cendana santer terdengar setelah Soeharto membubarkan Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib).
Rupanya, pasukan yang dibubarkan oleh Soeharto tersebut berada di bawah komando Benny Moerdani.
Meskipun dicopot dari posisi Panglima ABRI, Benny tetap diberi kedudukan di kursi pemerintahan sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan.
Kata-Kata Terakhir Soeharto kepada Benny Moerdani
Di detik-detik akhir kehidupan Benny Moerdani, Soeharto sempat menjenguk dirinya yang terbaring di kasur perawatan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto.
Pada momen tersebut, Soeharto mengucapkan kata-kata yang nyaris tak terdengar dengan matanya yang berkaca-kaca.
Soeharto menyampaikan penyesalannya kepada sang jenderal.
“Kowe pancen sing bener, Ben. Nek aku manut nasihatmu, ora koyo ngene (Kamu memang yang benar, Ben. Seandainya aku menuruti nasihatmu, tidak akan seperti ini),” kata Soeharto, sebagaimana ditirukan oleh asisten Benny yang berada di ruang perawatan.
Dua hari setelah kunjungan tersebut, tepatnya pada 29 Agustus 2009, Benny Moerdani mengembuskan nafas terakhirnya.
***
Semoga bermanfaat, Property People.
Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Kunjungi www.99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan hunian impianmu dari sekarang.
Dapatkan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan properti, karena kami selalu #AdaBuatKamu.
Kunjungi dari sekarang dan temukan hunian favoritmu, salah satunya GreenView Srigunting Residence!
Artikel ini bersumber dari www.99.co.