Panel penyelidik Kongres yang menyelidiki serangan 6 Januari ke Gedung Capitol sudah menyelenggarakan delapan sidang dengar publik yang disiarkan langsung oleh beberapa jaringan televisi di AS.
Temuan-temuan yang mereka sajikan memberikan gambaran sangat berbeda dari skenario Partai Republik yang mengatakan bahwa serangan 6 Januari merupakan unjuk rasa biasa yang kemudian berkembang menjadi kekacauan.
Apa yang disajikan oleh panel ini secara terperinci menguraikan rencana teliti yang dilakukan oleh Trump untuk membatalkan kemenangan yang diraih oleh kandidat Demokrat Joe Biden, dan usaha untuk meneruskan kepresidenannya dengan masa jabatan kedua.
Dari segi hukum tampak jelas potensi penuntutan hukum terhadap mantan presiden Trump itu, namun dari segi politik, bagi konstituen Partai Republik, terutama kubu Trump yang merupakan faksi terbesar, pengaruhnya kecil sekali.
Seorang diaspora Indonesia dan pemerhati politik di Amerika, Robert Cratius sepakat.
“Kalau menurutku dampaknya tidak sebegitu besar sih, karena mereka punya media sendiri yang mereka lihat, gitu loh, sedangkan January 6th hearing (sidang dengar 6 Januari) ini tidak diliput secara khusus di Fox News, OANN, atau Newsmax. Jadi fakta yang mereka dapatkan tidak sama dengan yang kita dapatkan. Sedangkan kalau kita lihat dari yang selama ini Trump unapproved (Trump tidak disukai) itu kelihatannya nggak ada efeknya, gitu loh, mereka menganggap Trump itu tetap pilihan mereka,” jelasnya.
Jaringan televisi Fox News, OANN, dan Newsmax adalah bagian dari media sayap kanan dan pemirsanya adalah para pendukung Trump.
VOA juga menghubungi Elaine Kamarck, peneliti senior di Brookings Institution dan pakar studi ilmu pemerintahan. Kamarck juga berpendapat bahwa temuan sidang dengar ini tidak akan berdampak apa-apa pada konstituen Republik.
“Ya, sebagian besar disebabkan karena Trump sendiri tidak ikut pemilihan dan kebanyakan anggota Republik menilai ini sebagai kegiatan Partai Demokrat saja. Jadi saya rasa ini tidak akan punya dampak besar pada pemilihan sela,” jelasnya.
Tetapi Kamarck mengingatkan bahwa posisi Trump sendiri melemah akibat pembeberan oleh panil 6 Januari ini. “Karena para independen dan beberapa Republik mendengarkan sidang dengar ini dan mereka sudah muak dengan dia (Trump) serta semua drama di sekeliling Donald Trump, menurut saya ini telah memperlemah Trump,” komentarnya.
Sarah Longwell adalah seorang pollster dan ahli strategi politik dari Partai Republik. Yang menarik dari temuan polingnya pascasidang dengar panel 6 Januari adalah, dalam kelompok fokus pemilih Trump, tidak seorangpun ingin Trump mencalonkan diri lagi dalam pemilihan 2024. Ini merupakan perubahan bermakna dari kelompok fokus yang diwawancarainya prasidang dengar panel 6 Januari, jadi menurut Longwell, dukungan untuk Trump jelas menurun. (Independent 7/20/2022)
Tetapi untuk pemilihan November mendatang, ini tidak akan mempengaruhi dukungan untuk para kandidat Republik. Partai Demokrat harus tetap berjuang keras untuk memenangkannya di tengah-tengah isu inflasi tinggi dan perekenomian Amerika yang tidak menggembirakan. [jm/ka]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.