redaksiharian.comPada Jumat, 21 April 2023, yang juga bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, PDI Perjuangan mengumumkan capres yang diusung pada Pilpres 2024 adalah Ganjar Pranowo . Pengumuman itu bahkan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo secara langsung meski media harus menyaksikannya secara online melalui kanal Youtube PDI Perjuangan.

“Ibu Mega itu kan selain rasional, juga ada sisi metafisika , ada simbolik-simboliknya yang beliau coba lihat, coba ukur, dan disangdingkan dengan kondisi rasionalnya. Kenapa selama ini belum diumumkan? Karena unsur metafisikanya belum dapat,” ucap pengamat politik Muradi Clark.

Ia mengatakan, keputusan untuk mengusung Ganjar merupakan hal yang rasional karena elektabilitasnya yang bagus. Ganjar memiliki posisi yang baik untuk mengangkat citra partai dan suara partai.

“Tapi selama ini sisi metafisikanya belum dapet, seperti dialog dengan almarhum bapaknya, didatangi apa, yang gitu-gitu lah. Orang yang rasional mungkin enggak mengerti, tapi saya memahami itu sebagai sisi baik dalam pendekatan untuk memutuskan sesuatu yang jauh lebih strategis, yaitu memadukan yang rasional dan metafisika ,” ucap Muradi yang juga staf pengajar di Universitas Padjadjaran itu.

Pemilihan waktu pun dikatakannya ada sisi simboliknya. Megawati memilih hari ini yang bertepatan dengan hari Lebaran bagi sebagian masyarakat dan mayoritas masyarakat melakukan persiapan untuk Idul Fitri pada Sabtu, 22 April 2023.

Makna simboliknya adalah supaya pengumuman dilakukan tidak besar-besaran. Masyarakat sedang fokus persiapan Lebaran dan media massa fokus ke jalur mudik, Megawati pun mengumumkan keputusan penting itu.

Sementara untuk lokasi pengumuman, hal itu pun menurut Muradi sebuah simbolik. Istana Batu Tulis dibangun atas perintah Presiden RI pertama, Soekarno sebagai tempat peristirahatan. Lokasinya tidak jauh dari Prasasti Batutulis yang diyakini peninggalan Kerajaan Pakuan Pajajaran.

Menurut pengamat politik Firman Manan, hal yang juga menarik dari pengumuman PDI Perjuangan itu adalah kehadiran Presiden Joko Widodo. Padahal, pengumuman itu rencananya dilakukan bulan Mei mendatang, tapi pengumuman bisa dipercepat dan menghadirkan Joko Widodo.

“Saya melihat, kehadiran Pak Jokowi juga menarik. Beliau hadir padahal sudah sampai di Solo untuk berlebaran bersama keluarga. Tetapi beliau kembali ke Jakarta untuk menghadiri pertemuan di Bogor itu,” kata Firman yang juga akademisi Unpad itu.

Menurut dia, beberapa waktu ke belakang, beberapa survei dan pengamat mengatakan bahwa elektabilitas Prabowo Subianto bisa naik karena ada endorsement dari Joko Widodo. Padahal, Joko Widodo merupakan salah satu kader utama PDIP . Selain itu, elektabilitas Ganjar juga menurun efek dari batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20.

“Ini soal momentum, bagaimana kemudian kemudian mengembalikan elektabilitas Pak Ganjar supaya kembali tinggi, sehingga ada percepatan untuk mengumumkan Pak Ganjar. Keberadaan Pak Jokowi menjadi faktor penting untuk upaya konsolidasi, bagaimana Pak Jokowi ke depan bisa memberikan endorsement ke Pak Ganjar,” katanya.

Akan tetapi, kata dia, dalam sambutan Joko Widodo usai pengumuman Ganjar sebagai capres dari PDI Perjuangan tidak gamblang menyatakan endorsement itu. Joko Widodo sendiri memang terlihat masih meng-endorse banyak orang seperti Prabowo, Ganjar, dan tokoh lain. Karena itulah, keputusan Megawati masih harus dilihat apakah seluruh kader PDi perjuangan solid untuk memenangkan Ganjar.***