redaksiharian.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung meminta masyarakat dan juga petani yang ada di daerahnya untuk menjaga keberadaan pintu air guna mengoptimalkan operasional irigasi di musim kemarau.

“Pintu irigasi memang banyak yang hilang dicuri karena terbuat dari besi dan laku dijual, dan memang ada juga yang rusak, ini yang jadi perhatian kita,” ujar Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung Kusnardi, di Bandarlampung, Senin.

Ia mengatakan masyarakat diharapkan untuk terus menjaga beragam fasilitas penunjang operasional irigasi guna mendukung peningkatan produktivitas pertanian Lampung.

“Mohon kepada masyarakat dan petani di jaga pintu air yang ada di daerahnya, sebab itu terbuat dari besi kalau di jual kan bisa berbahaya sebab operasional irigasi terganggu. Dan lahan pertanian juga akhirnya terganggu, terutama saat butuh air di musim kemarau, kami juga sudah berbicara mengenai ini kepada KTNA,” katanya.

Dia menjelaskan untuk menjaga produktivitas lahan pertanian yang ada di daerahnya telah dilakukan sejumlah perbaikan fasilitas penunjang pengairan di lahan pertanian.

“Irigasi ini terbagi menjadi primer, sekunder, dan tersier. Dimana irigasi primer dan sekunder akan di tangani oleh balai sedangkan tersier akan dilakukan oleh pemerintah daerah. Yang dilakukan pertama sama seperti beberapa waktu lalu yaitu memperbaiki klep irigasi yang banyak rusak,” ucapnya.

Menurut dia akibat banyak klep irigasi yang rusak dan tidak bisa menutup secara otomatis saat air laut pasang, di beberapa kabupaten salah satunya Tulang Bawang dan Mesuji air sawah menjadi asin dan mengganggu jalannya pengolahan lahan pertanian.

“Lalu dilakukan pula perbaikan untuk irigasi yang mengalami sedimentasi, dan yang penting mengganti pintu air yang hilang. Perbaikan ini akan dilakukan bersama masyarakat melalui sistem padat karya,” tambahnya.

Ia mengharapkan dengan adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk menjaga operasional irigasi di daerah pertanian dapat menjaga produktivitas pertanian tetap berjalan lancar.

“Jadi dengan kolaborasi menjaga irigasi berjalan dengan baik, petani bisa menanam tidak kekurangan air saat musim kemarau. Produksi tetap ada harga stabil konsumsi masyarakat terjaga. Tapi satu hal yang harus dilakukan pintu air jangan diambil sebab ini untuk kepentingan kita bersama,” ujar dia lagi.

Berdasarkan data Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Lampung ada 19 irigasi yang menjadi kewenangan provinsi. Total luas baku irigasi adalah 21.045 hektare, untuk fungsi ada 17.440 hektare, dan panjang 11.413 meter.

Lalu panjang saluran pembawa ada 171.111 kilometer, saluran primer 75.102 kilometer, dan saluran sekunder ada 96.009 kilometer.