RedaksiHarian – Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah dan petani melakukan gerakan pengendalian penggerek buah kopi utama (PBKU) untuk mengoptimalkan produksi kopi.

Kepala DKPPP Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto di Temanggung, Minggu, mengatakan buah kopi yang sudah terserang PBKU beratnya bisa berkurang sampai 25 persen.

Kabupaten Temanggung merupakan sentra tanaman kopi di Jawa Tengah, dengan luas tanaman kopi robusta 12.075 hektare dan arabika sekitar 1.500-2.000 hektare.

“Penggerek tersebut bertelur di dalam buah kopi, kemudian buah kopi yang diserang itu bisa kopong atau kosong,” katanya.

Menurut dia, hama tersebut biasanya menyerang buah kopi pada musim kemarau, yakni pada pertengahan bulan Agustus sudah muncul.

“Dalam gerakan pengendalian tersebut kami menunjukkan dosis obat yang tepat, cara yang pas dalam penggunaan pestisida untuk penyemprotan,” katanya.

Menurut dia, gerakan pengendalian PBKU baru dua tahun terakhir ini digalakkan, biasanya lebih fokus pada gerakan pengendalian tanaman pangan.

“Dalam dua tahun ini kami juga mulai masuk ke gerakan pengendalian hortikultura atau tanaman perkebunan. Gerakan pengendalian ini memberi contoh dosis yang tepat untuk penyemprotan,” katanya.