redaksiharian.com – Pembiayaan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) belum melesat meskipun pemerintah sudah menggulirkan subsidi.

Ketua Umum Asosiasi Perusahan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan, suplai kendaraan listrik memang sudah mencukupi untuk saat ini.

Namun, penyaluran kendaraan listrik masih terhambat masalah minat masyarakat.

“Masyarakat mau beli tidak walaupun harga lebih murah? Semua selalu bertanya-tanya. Kendaraan bermotor tidak ada mesin, kalau baterai rusak, berapa persen (kerugiannya), apakah dijamin?” ujar Suwandi saat ditemui di Jakarta , Kamis (8/6/2023).

Ia memerinci, baterai kendaraan listrik memiliki komposisi 40 persen dari harga kendaraan listrik.

Selain itu, Suwandi menyoroti terkait infrastruktur pengisian baterai kendaraan listrik yang masih terbatas.

“Jadi ada beberapa faktor yang demand pembelinya, masih menunggu charging station-nya, bukti garansi, atau harga jual second hand-nya ada apa nggak,” imbuh dia.

Di sisi lain, perusahaan pembiayaan juga sedang menggodok ketentuan bersama dengan perusahaan asuransi.

“Apa yang mau diasuransiin, tidak ada mesin ini. Kalau baterai dicolong gimana? Asuransi siap nggak? Apakah baterai gampang dicuri,” timpal dia.

Suwandi menjelaskan, hal tersebut masih dalam diskusi secara ekosistem antara perusahaan asuransi, perusahaan pembiayaan, dan pemerintah.

Setelah itu, masyarakat juga perlu ditanya terkait minat untuk memiliki kendaraan listrik juga.

“Kalau masyarakat masih belum mau beli, bagaimana kami mau biayai. Kalau kami mau biayai, kami mikir lagi, asuransi siap enggak untuk mitigasi risiko,” tandas dia.