redaksiharian.com

Menurut Ketua Kadin Jabar, Tubagus Raditya menyatakan dari sisi sumber daya manusia (SDM), pelaku di sektor industri kreatif ini sangat banyak dan potensial. Kuncinya, dibutuhkan dorongan pinjaman dari perbankan.

“Mereka bisa mendapatkan project dan sponsor dari pemerintah atau swasta. Tapi, biasanya ada keterbatasan modal dasar untuk memulai project. Karena biasanya kan pemerintah membayarnya setelah project selesai,” kata dia di Hotel Malaka, di Jalan Patuha, Kota Bandung, Senin 22 Mei 2023.

Jadi, kata Raditya ketika ada sebuah terobosan membuat acara seperti konser, tidak terealisasi karena kendala modal awal. Banyak yang minta untuk difasilitasi.

Berawal dari permasalahan tersebut, ia menyambut baik fintech bernama Finnix yang fokus sebagai fasilitator membantu pelaku industry kreatif mendapat akses modal dari lembaga keuangan. Ia berharap perbankan pun bisa memberikan keleluasaan permodalan berbasis value (nilai), tidak hanya penjaminan.

“Kita berharap anak muda mengoptimalisasi kreativitasnya, ada Finnix yang sudah bisa menjembatani,” ucapnya

Sementara itu, CEO Finnix, Reinhart Hermanus mengatakan pihaknya sudah terlibat membantu menggarap sejumlah project, seperti konser di beberapa daerah. Di antaranya, Sabiphoria Festival (Jakarta), Now Playing Festival (Bandung) hingga Tour Dewa 19 (Pontianak).

Perusahaan yang berdiri pada September 2022 ini mengatakan bentuk layanan yang diberikan adalah menyiapkan dokumen keuangan, hingga arus kas yang bisa diterima oleh lembaga keuangan untuk mendapatkan anggara untuk menggarap project.

Hal tersebut sangat krusial namun seringkali luput dari perhatian para pelaku industry kreatif.

“Kami ingin membantu perusahaan mendanai project yang didapatkan. Lembaga keuangan menyangka industri kreatif berisiko tinggi, sehingga sulit mendapat akses permodalan. Asset jaminan terbatas,” kata dia.

“Finnix menjembatani antara pelaku industry kreatif dengan perbankan. Kami kurasi, kami hubungkan ke Lembaga keuangan yang bisa mensupport. Total 40 project sudah dibantu dari sisi permodalan, sistem. Rp 30 miliar dana yang sudah kami salurkan kurang lebih satu tahun ini,” ucapnya.

Di sisi lain, potensi dari inudstri ini mencapai Rp 250 triliun setiap tahunnya. Faktor risiko dari sisi bisnis lebih terukur.

“Faktor risiko event lebih bisa terukur. Ini menjadi alasan mengapa dimulai dengan event. Project sudah pasti nilainya sekian, dibayarnya sudah ditentukan. Tinggal produksinya. Ini kami bantu permodalan di depan,” kata dia.

Bagaimana sebuah project bisa dibantu? Reinhart menyatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Di antaranya, sebuah perusahaan sudah dipastikan mendapatkan suatu project.

“Perusahaannya harus yang sudah memenangi project. Kami bantu melengkapi laporan, keuangan dan sesuai standar Lembaga keuangan. Kalau butuh sitem kita bantu, kalau butuh permodalan kita bantu. Yang bisa bikin gagal? Dokumentasi laporan keuangan, pencatatan kurang rapih, atau ada rekam jejak kredit yang tidak baik,” ujar Reinhart.***