Pada konferensi pers di ibu kota Somalia, Mogadishu, Minggu (21/8), kepala polisi Somalia Jenderal Abdi Hassan Hijar mengatakan bahwa korban termasuk warga sipil dan personel keamanan yang tewas dalam serangan al-Shabab di kompleks hotel Hayat di pusat kota, dekat markas besar departemen investigasi kriminal Somalia.
Dia mengatakan fokus utama pasukan keamanan adalah menyelamatkan warga sipil yang terperangkap setelah para anggota al-Shabab menarget hotel itu dengan ledakan dan menyerbu gedung, diikuti dengan baku tembak yang berlangsung hampir 30 jam.
Dia menambahkan bahwa badan keamanan yang terlibat dalam operasi yang mengakhiri pengepungan pada tengah malam itu menyelamatkan lebih dari 106 orang, termasuk wanita dan anak-anak.
Jenderal Abdi Hassan mengatakan dia ingin berbagi informasi dengan orang-orang Somalia di dalam negeri dan luar negeri bahwa operasi di hotel Hayat berakhir pada tengah malam. Selama operasi, katanya, pasukan keamanan fokus pada upaya penyelamatan dan pengamanan warga sipil yang terperangkap di hotel, dan lebih dari 106 orang, termasuk anak-anak dan wanita berhasil diselamatkan. Sangat mengejutkan bahwa warga sipil yang tidak bersalah telah meninggal di sana.
Dr. Abdulkadir Abdirahman Adan, pendiri Aamin Ambulance, bagian dari tim darurat yang terlibat dalam upaya membawa warga sipil ke rumah sakit, mengatakan kepada VOA melalui telepon pada hari Minggu bahwa meskipun ada kesulitan, tim mereka mampu membawa orang-orang yang terluka ke rumah sakit untuk perawatan.
Dia mengatakan Aamin mengangkut 11 orang yang terluka dan tujuh mayat, termasuk pria dan wanita.
Al-Shabab, kelompok Islamis yang terkait dengan Al Qaeda, mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan di hotel Hayat di Mogadishu itu dan mengklaim telah menewaskan 63 orang dan melukai 107 lainnya.
Serangan itu mendapat kecaman internasional. Amerika Serikat mengatakan sangat mengutuk serangan itu.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri AS menyatakan belasungkawa “sepenuh hati” kepada keluarga-keluarga yang kehilangan orang-orang yang dicintai, mengharapan kesembuhan penuh bagi mereka yang terluka, dan memuji pasukan keamanan Somalia.
Pernyataan itu menambahkan bahwa Amerika Serikat tetap teguh dalam mendukung upaya Somalia yang dipimpin Uni Afrika untuk melawan terorisme dan membangun masa depan yang aman dan sejahtera bagi rakyat Somalia.
Otoritas Antar Pemerintah untuk Pembangunan di Afrika Timur, atau IGAD, juga mengutuk serangan itu.
Nuur Mohamud Sheekh, juru bicara sekretaris eksekutif IGAD, mengatakan kepada VOA bahwa serangan itu adalah “bencana yang mengerikan” untuk seluruh kawasan. “Lihat, ini adalah bencana yang mengerikan, bukan hanya untuk Somalia, tetapi seluruh wilayah IGAD sedang berduka. Sekretaris eksekutif kami mengutuk sekeras-kerasnya tindakan kriminal keji ini. Aksi teror merupakan ancaman bagi stabilitas nasional, regional dan global, dan harus dikalahkan secara kolektif dan kami akan bekerja sama dengan semua aktor regional, mitra-mitra internasional dan tentu saja dengan pemerintah dan rakyat Somalia untuk mengalahkan terorisme secara kolektif.”
Ini adalah serangan mematikan pertama oleh al-Shabab terhadap target kelas atas di Mogadishu sejak presiden baru Somalia, Hassan Sheikh Mohamud, menjabat pada Mei.
Serangan itu juga merupakan pengepungan hotel terlama di Somalia sejak al-Shabab memulai pemberontakannya lebih dari 15 tahun lalu. [lt/ka]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.