Pasukan Pakistan yang didukung oleh sejumlah helikopter menewaskan sedikitnya sembilan anggota sebuah kelompok terlarang setelah kelompok itu dilaporkan menculik dan mengeksekusi seorang perwira militer, kata sejumlah pejabat pemerintah dan keamanan, Jumat (15/7).
Pihak berwenang militer dan setempat mengukuhkan bahwa, pada hari Kamis, 15 gerilyawan yang menyamar sebagai polisi membunuh Kolonel Laeeq Mirza setelah menculiknya pada hari Selasa ketika ia bepergian dengan keluarganya dari kota Ziarat, sekitar 100 kilometer dari timur laut Quetta, ibu kota Baluchistan.
Mirza sedang menuju ke sebuah resor wisata ketika sejumlah anggota Tentara Pembebasan Baluchistan (BLA) — yang dinyatakan sebagai organisasi terlarang dan ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat pada 2019 — menghentikan kendaraannya di jalan raya dan menangkapnya.
Kelompok tersebut kemudian mengklaim telah mengeksekusi Mirza tetapi membiarkan anggota keluarganya hidup karena mereka tidak terlibat dalam kejahatan terhadap kelompok tersebut.
Sejumlah pejabat pemerintah setempat membenarkan bahwa para penyerang membebaskan anggota keluarga kolonel itu.
Menurut dua pejabat keamanan, para pemberontak dikepung di dekat daerah Harnai dan bendungan Manga. Mereka berbicara dengan syarat nama mereka dirahasiakan karena tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
Tapi militer mengatakan sepupu kolonel itu, Umar Javed — seorang warga sipil yang juga bepergian dengannya — diculik dan masih ditawan.
Militer mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka berusaha menemukan dan menyelamatkan sandera tersebut.
Pembunuhan kolonel itu menuai kecaman luas di Pakistan. Presiden Arif Alvi dan Perdana Menteri Shahbaz Sharif telah bersumpah bahwa mereka yang terkait dengan insiden itu akan dilacak, ditangkap dan dihukum.
Selama bertahun-tahun, Baluchistan telah menjadi tempat pemberontakan tingkat rendah BLA dan kelompok-kelompok separatis lainnya yang menuntut kemerdekaan dari pemerintah pusat di Islamabad. Meskipun pemerintah mengatakan telah berhasil meredam pemberontakan, kekerasan di provinsi itu tetap ada.
Pada bulan Februari, BLA menyerang dua fasilitas militer di Baluchistan, menewaskan sedikitnya sembilan tentara. Pasukan Pakistan menanggapinya dan menewaskan 20 penyerang setelah baku tembak selama berjam-jam.
Seorang perempuan pelaku serangan bom bunuh diri dari BLA pada bulan April menarget sebuah kendaraan yang membawa guru-guru China di dalam kampus sebuah universitas di kota pelabuhan Karachi, menewaskan tiga warga negara China dan sopir Pakistan mereka. Sejak itu, Pakistan telah menangkap atau membunuh puluhan anggota kelompok itu dalam beberapa penggerebekan di Baluchistan. [ab/uh]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.