redaksiharian.com – TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG – Lahan seluas 18.256 Ha kawasan hutan Perum Perhutani akan dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman tebu secara mandiri hingga tahun 2024.
Upaya tersebut dilakukan untuk menuju Swasembada Gula pada 2025.
Perhutani baru saja melakukan panen tebu perdana di kawasan hutan Perum Perhutani Jombang, Jawa Timur, seluas 387 Ha dengan potensi tebu giling sebesar 30.000 ton.
“Panen tebu perdana menuju swasembada Gula pada 2025,” kata Direktur Operasi Perhutani Natalas Anis Harjanto sesuai Panen tebu Perdana di Jombang belum lama ini.
Dalam waktu dekat, tambahnya, akan dilakukan juga panen tebu seluas 187 Ha di KPH Ngawi dengan potensi produksi tebu giling 15.000 ton.
Hadir dalam kegiatan Panen perdana menuju Swasembada gula 2025 itu, Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Rachman Ferry Isfianto.
Kemudian Direktur Operasi Perhutani Natalas Anis Harjanto, Direktur PTPN X Tuhu Bangun dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk Yudi Ermawan.
Pemerintah telah mencanangkan bahwa tahun 2025 sebagai tahun swasembada gula konsumsi, serta tahun 2030 sebagai swasembada gula industri.
Menghadapi hal tersebut Perhutani siap menjalin kolaborasi dengan PTPN dan RNI untuk mewujudkannya.
Natalas menyampaikan pengembangan agroforestry tebu mandiri merupakan hal baru bagi Perhutani, yang menjadi sebuah inovasi dalam peningkatan produktivitas kawasan hutan dan penambahan revenue.
“Panen tebu ini menjadi awal menuju swasembada gula dan ketahanan pangan.”
Melalui kajian legal, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah menyetujui pengesahan kawasan hutan seluas 8.000 Ha pada 2021 untuk dimanfaatkan sebagai lahan tebu.
Selanjutnya, secara bertahap ada lahan seluas 18.256 Ha kawasan hutan yang akan dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman tebu secara mandiri hingga tahun 2024.
Pada tahun 2022 luas pengembangan agroforestry tebu mandiri ini akan dilanjutkan seluas 1.758 Ha di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Sebagai bentuk kolaborasi bersama mitra BUMN yang kompeten dalam budidaya tebu dan industri gula, Perhutani menjalin sinergi bersama PTPN X, PTPN XI dan RNI termasuk melibatkan pabrik-pabrik gula dalam binaan PTPN dan RNI.” jelasnyanya.
Eksportir Gula
Sementara itu, Rachman Ferry Isfianto berharap melalui panen perdana menuju swsembada gula ini, Indonesia bisa menjadi eksportir gula dengan memanfaatkan hutan yang kurang produktif menjadi hutan produktif di wilayah kerja Perum Perhutani.
“Dengan menjadikan hutan sebagai penyokong ketahanan di sektor gula baik melalui mekanisme kerjasama pemanfaatan hutan atau Perhutani melaksanakan sendiri seperti ATM (Agroforestry Tebu Mandiri),” terangnya.
Upaya Jaga Ketahanan Pangan, Wakasal Heri Purwono Pimpin Penanaman Sorgum Nasional di Cariu Bogor