redaksiharian.com – Di dekat Alun-Alun Rangkasbitung terdapat perpustakaan dengan desain unik dan cukup populer, namanya Perpustakaan Saidjah Adinda.
Nama “Saidjah” dan “Adinda” yang disematkan pada nama perpustakaan ini diambil dari nama tokoh yang ada di salah satu buku karya Multatuli.
“Perpustakaan Saidjah Adinda ini terkenal karena desainnya yang seperti lumbung padi,” kata petugas Perpustakaan Saidjah Adinda, Maisya saat ditemui oleh Kompas.com di lokasi, Jumat (26/5/2023).
Jika berkesempatan ke Rangkasbitung dan hendak mampir ke Perpustakaan Saidjah Adinda, simak panduan lengkapnya berikut ini.
Panduan wisata ke Perpustakaan Saidjah Adinda
Jam buka Perpustakaan Saidjah Adinda
Perpustakaan Saidjah Adinda buka setiap hari Senin sampai Jumat mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB. Pada hari Sabtu dan Minggu, Perpustakaan Saidjah Adinda tutup.
Pustakawan Perpustakaan Saidjah Adinda lainnya yang bernama Alya mengatakan bahwa jam buka perpustakaan ini lebih panjang pada hari Jumat.
“Khusus hari Jumat perpustakaan buka sampai pukul 16.30 WIB,” ujar Alya saat ditemui Kompas.com, Jumat (26/5/2023).
Aturan Berkunjung ke Perpustakaan Saidjah Adinda
Masyarakat yang hendak berkunjung ke Perpustakaan Saidjah Adinda dapat langsung datang ke lokasi guna melakukan registrasi kehadiran di lantai dua.
“Pengunjung cuma isi buku tamu saja, kalau mau pinjam buku, harus membuat kartu anggota dulu di sini,” kata Alya.
Adapun syarat yang harus dilengkapi oleh pengunjung jika ingin membuat kartu anggota perpustakaan yaitu kartu identitas, seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) ataupun Kartu Pelajar.
Pengunjung yang sudah menjadi anggota perpustakaan bisa meminjam dua buku maksimal selama tujuh hari.
“Kalau pengembalian buku terlambat maka anggota tersebut dikenai sanksi tidak boleh pinjam buku selama seminggu ke depan. Di sini tidak ada denda berupa uang,” tutur Maisya.
Ruang koleksi di Perpustakaan Saidjah Adinda dibagi menjadi tiga yakni ruangan khusus anak-anak, ruangan khusus koleksi umum, dan ruangan khusus koleksi referensi.
Khusus di ruangan anak, setiap anak yang masih usia di bawah lima tahun atau belum masuk usia sekolah wajib didampingi oleh orangtuanya selama berada di perpustakaan.
Sementara itu, pengunjung yang hendak ke ruangan umum dan koleksi referensi wajib menitipkan tas di rak penitipan. Serta, pengunjung tidak boleh membawa makanan dan minuman ke dalam ruangan baca.
Aktivitas di Perpustakaan Saidjah Adinda
1. Ajak anak bermain
Perpustakaan tidak melulu menjadi tempat yang diisi oleh jajaran lemari penuh buku. Di Perpustakaan Saidjah Adinda nyatanya menyediakan area lapang yang khusus untuk pengunjung anak.
“Selain buku, di sini kami juga menyediakan beragam permainan yang bisa melatih motorik anak,” kata Maisya.
Di bagian tengah area bermain disediakan meja dan kursi plastik khusus anak.
“Kalau anak-anak usia di bawah enam tahun harus didampingi orangtuanya,” ujar Maisya.
2. Baca buku dan mengerjakan tugas
Perpustakaan Saidjah Adinda di bagi menjadi tiga ruangan yaitu ruang khusus anak, ruang umum, dan ruang referensi.
Pengunjung yang ingin membaca dan mengerjakan tugas dengan suasana tenang bisa masuk ke ruang umum dan ruang referensi.
Di ruangan ini terdapat meja, kursi, dan colokan yang memadai jika hendak mengerjakan tugas.
Meskipun bersifat terbuka untuk umum, tapi pengunjung diharapkan tetap bisa menjaga ketenangan dan tidak mengganggu aktivitas pengunjung lainnya.
3. Diskusi di ruang terbuka
Pengunjung yang membutuhkan ruang untuk diskusi bisa memilih area balkon yang ada di dekat ruang khusus anak.
“Biasanya para mahasiswa yang hendak diskusi memilih area Balkon. Selain karena berada di ruangan terbuka, di sana juga tersedia meja dan kursi,” kata Maisya.
Apabila hendak diskusi di area balkon, Maisya menyarankan untuk datang mulai siang hingga sore hari, karena pada pagi hari area dekat balkon ramai dikunjungi anak-anak.
4. Coba main gamelan
Saat Kompas.com berkunjung ke Perpustakaan Saidjah Adinda, Jumat (26/5/2023), Kompas.com menemukan sebuah pojok seni dilengkapi gamelan yang ada di area belakang lantai satu.
Di lokasi itu, pengunjung bisa mencoba bermain gamelan saat jam istirahat supaya tidak mengganggu pengunjung lainnya.
Area gamelan berada dekat dengan kantin. Dari arah pintu masuk, pengunjung cukup jalan luruh ke arah belakang gedung hingga menemukan jajaran kursi kantin yang tepat berada di depan gamelan.
Cara ke Perpustakaan Saidjah Adinda
Perpustakaan Saidjah Adinda berada tepat di depan Alun Alun Rangkasbitung dan di sebelah Museum Multatuli.
Wisatawan yang datang dari arah Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Tangerang Selatan bisa naik KRL Commuter Line, lalu turun di Stasiun Rangkasbitung. KRL menuju Stasiun Rangkasbitung saat ini bisa diakses dari Stasiun Tanah Abang di peron 5 dan 6.
Begitu juga wisatawan yang datang dari arah Pelabuhan Merak, bisa naik kereta api lokal dan turun di Stasiun Rangkasbitung.
Perpustakaan Saidjah Adinda jaraknya sekitar 1,9 kilometer dari Stasiun Rangkasbitung. Dari stasiun, wisatawan bisa berjalan kaki ke perpustakaan tersebut selama kira-kira 16 menit.
Selain berjalan kaki, wisatawan juga bisa naik angkutan umum (angkot) berwarna merah agar bisa berhenti di depan Alun-alun Rangkasbitung.
Jika naik angkot, perjalanan ke Perpustakaan Saidjah Adinda akan memakan waktu sekitar lima menit. Tarifnya mulai Rp 5.000 per orang. Nantinya angkot yang ditumpangi akan berhenti di depan perpustakaan, persis di dekat Alun-Alun Rangkasbitung dan Museum Multatuli.
Tips berkunjung ke Perpustakaan Saidjah Adinda
1. Datang saat siang hari
Menurut informasi yang disampaikan oleh Maisya, Perpustakaan Saidjah Adinda biasanya ramai dikunjungi kalangan anak-anak pada pagi hari.
Ruangan khusus anak-anak dipisah dari ruangan khusus kalangan dewasa, tetapi balkon untuk tempat diskusi hanya terpisah kaca penutup yang tidak kedap udara di sebelah ruangan anak.
Jika pengunjung ingin menggunakan balkon perpustakaan sebagai tempat diskusi, disarankan datang saat siang menjelang sore supaya suasana diskusi lebih kondusif.
2. Dampingi anak
Anak-anak berusia di bawah lima tahun yang berkunjung ke Perpustakaan Saidjah Adinda sebaiknya didampingi oleh orangtuanya.
Bukan tanpa alasan, meskipun ada petugas perpustakaan yang mengawasi, tapi pustakawan bukanlah petugas penjaga anak.
Ditambah ruangan khusus anak berada di dekat kawasan balkon, dikhawatirkan anak-anak akan mendekat ke balkon dan berpotensi terjatuh dari ketinggian.
3. Bawa bekal
Di Perpustakaan Saidjah Adinda terdapat ruangan kantin khusus lokasi pengunjung menyantap makanan dan minuman.
Meskipun di perpustakaan tersebut terdapat kantin, dari pantauan tim Kompas.com saat berkunjung ke lokasi pada Jumat (26/5/2023), hanya tersedia makanan ringan dan minuman.
Maka dari itu sebaiknya pengunjung membawa bekal makanan dan menyantapnya di ruangan kantin perpustakaan, mengingat pengunjung tidak boleh membawa makanan ke ruang baca.
4. Berfoto
Perpustakaan Saidjah Adinda memiliki desain arsitektur yang unik, mirip seperti lumbung padi. Maka dari itu, jangan lewatkan untuk mengabadikan momen dengan berfoto-foto saat berkunjung.
“Arsitekturnya serupa lumbung padi di Baduy, padi itu kan banyak manfaatnya. Jadi perpustakaan ini filosofinya sebagai lumbung ilmu yang juga memiliki banyak manfaatnya,” kata Maisya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa tidak ada larangan untuk mengabadikan momen berupa berfoto maupun merekam video di dalam perpustakaan.