redaksiharian.com – Advokat sekaligus pakar hukum pidana dari Universitas Indonesia, Todung Mulya Lubis , mengganggap keadilan terluka ketika terdakwa kasus dugaan pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J), Richard Eliezer ( Bharada E ), dituntut 12 tahun penjara oleh jaksa penuntut umum (JPU).

Atas dasar itulah Todung dan 122 akademisi menyatakan bersedia menjadi sahabat pengadilan (amicus curiae) untuk meminta keadilan bagi Richard menjelang sidang vonis.

There is something wrong. Something wrong dengan tuntutan yang diajukan oleh jaksa, karena juga tidak mempertimbangkan banyak hal yang diajukan dalam proses peradilan,” kata Todung dalam program Satu Meja The Forum di Kompas TV, seperti dikutip pada Kamis (9/2/2023).

“Kemudian, sense of justice. Sense of justice kita itu harus dilihat, dan itu nyata kok. Kita tidak membutuhkan seorang profesor untuk merasakan sense of justice yang terluka dalam kasus ini,” lanjut Todung.

Todung menilai tuntutan terhadap Richard tidak sesuai dengan rasa keadilan masyarakat.

Sebab Richard, menurut Todung, adalah saksi pelaku (justice collaborator/JC) yang seharusnya dilindungi karena dengan keterangannya maka kasus itu terbongkar.

Di sisi lain, kata dia, Richard adalah seorang polisi dengan pangkat paling rendah dan sulit menolak perintah dari mantan atasannya, mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Ferdy Sambo yang saat itu masih berpangkat inspektur jenderal (Irjen), buat menembak Yosua.

Sebelumnya, sebanyak 122 cendekiawan, termasuk Todung, telah menyerahkan surat ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Senin (6/2/2023). Mereka memohon keadilan terhadap Bharada E.

Dalam kasus ini, Richard Eliezer menjadi terdakwa bersama dengan Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Ricky Rizal atau Bripka RR, dan Kuat Ma’ruf.

Berdasarkan surat tuntutan jaksa, kelimanya dinilai terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap Brigadir J yang direncanakan terlebih dahulu.

Mereka dinilai telah melanggar Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) juncto Pasal 55 Ayat (1) ke 1 KUHP.

Eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo dituntut hukuman pidana penjara seumur hidup.

Kuat Ma’ruf dan Ricky Rizal dan Putri Candrawathi dituntut pidana penjara delapan tahun.

Sementara itu, Richard Eliezer dituntut pidana penjara 12 tahun penjara oleh JPU.

Sidang vonis kelima terdakwa akan digelar pekan depan dalam waktu yang berbeda.

Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi, dijadwalkan menjalani sidang vonis pada Senin (13/2/2023).

Kemudian Ricky Rizal dan Kuat Ma’ruf akan menjalani sidang vonis pada Selasa (14/2/2023).

Sedangkan Richard Eliezer akan menjadi terdakwa yang menjalani sidang vonis terakhir yakni pada Rabu (15/2/2023).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.