RedaksiHarian – Bertanding di Lumpinee Boxing Stadium, Bangkok, striker berbahaya asal Prancis itu akan menantang sang juara dua disiplin.
Nicolas ingin merebut sabuk juara kelas ringan kickboxing milik Eersel di ONE Fight Night 21.
Setelah mendominasi skena kickboxing elite Eropa lewat 23 kemenangan beruntun tanpa kekalahan, Nicolas mencetak debutnya di “The Home of Martial Arts” pada Januari lalu.
Dia mendapatkan kemenangan via keputusan juri atas Magomed Madomedov di ONE Friday Fights 47.
Hasil impresif itu memberinya kesempatan untuk merebut sabuk emas kickboxing milik Eersel.
Kesempatan itu menjadi loncatan besar dalam kariernya.
Alexis Nicolas pun mengaku siap memberikan aksi terbaik melawan sang juara asal Suriname.
“Ini akan jadi panggung besar saya,” kata Nicolas.
“Saya tidak takut tak bisa tampil dengan baik.”
“Bahkan jika saya tampil dengan baik dan kalah, saya tak punya masalah dengan hal itu.”
Jagoan berjulukan Barboza ini memang telah membuktikan dirinya layak tampil di laga perebutan gelar juara ini.
Tetapi, dia jelas akan menghadapi ujian terbesar dalam kariernya saat beradu dengan Regian Eersel.
Tak terkalahkan dalam 22 laga terakhirnya sejak 2016, Eersel memegang gelar juara kelas ringan di disiplin Muay Thai dan kickboxing.
Seperti Eersel, Nicolas sendiri belum terkalahkan dalam karier profesionalnya hingga saat ini.
“Saya memiliki respek yang sangat besar bagi Regian Eersel,” kata Nicolas lagi.
“Dia adalah salah satu petarung terbaik di generasi ini.”
“Saya memiliki banyak respek bagi atlet di luar ring, tetapi saat kami berada di dalam arena, kita akan membiarkan pria yang terbaik menang.”
“Itu akan jadi pertempuran antara dua singa,” lanjutnya.
Dengan latar belakangnya dalam seni bela diri striking asal Prancis, savate, sang penantang meyakini bahwa dia akan menjadi jenis lawan yang cukup unik bagi Eersel.
Nicolas menyadari bahwa calon lawannya telah mengalahkan banyak rival elite di ONE Championship.
Tetapi, dia berkata tak ada satu pun yang menyerupai dirinya.
“Saya kira Eersel pernah bertarung melawan banyak petarung bagus tetapi tak ada yang membawa gaya saya.”
“Dia melawan petarung yang memukul lebih keras dari saya, lebih cepat dari saya, tetapi tidak seperti saya.”
“Saya kira hal itu akan menjadi pembedanya,” jelas Nicolas.
Jika mampu mengalahkan Eersel di ONE Fight Night 21, Nicolas dalam sekejap akan menjadi superstar seni bela diri global dan kickboxer kelas ringan terbaik dunia.
Berasal dari latar belakang sederhana dan bertumbuh besar di salah satu area terkeras di Paris, dia mengerti seberapa monumental kemenangan itu bagi diri dan kariernya.
Nicolas pun sangat termotivasi untuk membawa gelar juara kelas ringan kickboxing ONE Championship itu kembali ke negara dan keluarganya.
“Saya bukanlah pemimpi besar tetapi itu adalah impian yang terwujud.”
“Kemenangan akan menjadikan saya nomor satu di seluruh dunia dan mengesahkan status saya,” sambungnya.
Di negaranya, hidup dari olahraga menjadi hal yang cukup sulit.
Namun, kemenangan atas Eersel bisa mengubah hidup Nicolas dan keluarganya secara keseluruhan.
“Sangat sulit untuk hidup dari olahraga di Prancis, maka pertarungan ini dapat mengubah kehidupan saya secara keseluruhan.”
“Ini adalah kesempatan masif dalam kehidupan saya.”
“Saya sangat ingin untuk tak hanya membanggakan ibu saya tetapi negara ini juga,” pungkas Nicolas.
Selain aksi Eersel vs Nicolas, ONE Fight Night 21 juga akan dimeriahkan perebutan sabuk juara kelas welter submission grappling antara Tye Ruotolo melawan Izaak Michell di laga pendukung utama.