RedaksiHarian – Bukan rahasia umum kalau Muay Thai menjadi jalan untuk keluar dari kemiskinan bagi banyak orang di Thailand.
Lewat partisipasi di skena lokal, tak sedikit yang mendapatkan bayaran dari adu jotos di dalam ring.
Jalan itu juga yang ditempuh oleh Kulabdam Sor Jor Piek Uthai, seorang petarung Muay Thai yang kini berkarier di kelas bantam ONE Championship.
Jauh sebelum meraih kesuksesan seperti sekarang, atlet yang dijuluki Left Meteorite itu memang hidup berkekurangan.
Namun, Muay Thai telah membuka jalan baginya untuk mencari penghidupan yang lebih baik.
Dia ingin membuka jalan serupa bagi anak muda yang berkekurangan di kampungnya lewat sebuah sasana pribadi yang dibangunnya di Provinsi Surin.
Selain menjadi rumah bagi pemusatan latihannya, sasana ini juga menjadi tempat bagi para pemuda lokal untuk berlatih Muay Thai dengan tujuan meraih pendapatan bagi keluarga.
“Saya ingin memberikan kesempatan bagi anak-anak kurang mampu di lingkungan ini untuk memiliki karier demi mendapatkan uang,” ujar Kulabdam.
Kulabdam mengetahui bahwa sebuah karier dalam Muay Thai memang tidak mudah di mana hal itu membutuhkan kedisiplinan dan dedikasi luar biasa.
Dia juga mengetahui secara langsung tantangan besar untuk menemukan pelatihan berkualitas, terutama di bagian negara yang dilanda kemiskinan.
Dengan pemikiran tersebut, Kulabdam berharap dapat memberikan kesempatan yang dulu tak dia miliki bagi para atlet muda di kampungnya.
“Ini seperti memenuhi kekurangan saya saat kecil,” katanya.
“Saat masih muda, saya ingin menjadi petarung Muay Thai tetapi saya tak bisa menemukan sasana apa pun di area saya.”
“Maka saya memasukkan tanah ke karung pupuk untuk membuat samsak sendiri,” lanjut Kulabdam.
Walau masih berskala kecil dan sederhana, sasana Sombunfarm milik Kulabdam itu telah memiliki delapan petarung muda.
Dia pun ingin melihat para petarungnya berpartisipasi dalam dunia Muay Thai yang sangat kompetitif.
“Bagian yang paling bernilai adalah bahwa saya dapat membawa anak-anak di komunitas ini untuk belajar Muay Thai dan membawa mereka berkompetisi di berbagai ring lokal agar mendapatkan uang pertandingan demi menyokong keluarga,” jelas Kulabdam.
Kulabdam mengakui bahwa membuka dan menjalankan sasana baru itu memang memberikan tantangan.
Di awal, tantangan terbesar adalah mendapatkan uang yang cukup untuk mewujudkannya.
Dia berkata bahwa KO beruntun terbarunya atas Fariyar Aminipour dan Julio Lobo serta bonus penampilan yang didapatkannya menjadi bagian krusial untuk membantu membangun Sombunfarm.
“Saya tak memiliki rekanan. Ini usaha saya sendiri,” ujar Kulabdam lagi.
“Saya dapat berkata bahwa semua uang yang saya investasikan di sasana itu berasal dari uang yang saya dapatkan dengan berkompetisi di ONE Championship,” sambungnya.
Pada Jumat mendatang (5/4/2024), Kulabdam akan tampil menghadapi legenda Muay Thai, Nong-O Hama, di ONE Friday Fights 58.
Bertanding di Lumpinee Boxing Stadium, Bangkok, dia akan mencoba membuktikan kehebatannya dengan melawan sang mantan penguasa kelas bantam yang sangat dominan.
Satu hari nanti Kulabdam berharap dapat melihat petarung binaannya berkompetisi bersama ONE Championship, di mana mereka juga bisa mencapai kesuksesan finansial.
“Dalam lima atau 10 tahun ke depan, saya ingin melihat atlet perwakilan sasana saya berkompetisi di Bangkok.”
“Saya akan sangat senang jika dapat mendukung semua petarung itu untuk memiliki kesempatan berkompetisi di ONE Championship dan mengubah hidup mereka,” pungkas Kulabdam.
ONE Friday Fights 58 akan dipuncaki laga ulang antara Superbon Singha Mawynn melawan Marat Grigorian yang memperebutkan sabuk interim kelas bulu kickboxing.
Keduanya membagi skor imbang 1-1 dalam pertemuan sebelumnya.
Di laga pendukung utama, Jonathan Di Bella akan mempertahankan sabuk kelas jerami kickboxing miliknya dari juara dunia Muay Thai di divisi tersebut, Prajanchai PK Saenchai.