redaksiharian.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau agar edukasi dan literasi keuangan diterapkan sejak dini. Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan, pengetahuan tentang mengelola uang perlu diajarkan sejak anak-anak.

“Pengetahuan keuangan anak harus dimiliki oleh semua anak. Anak harus bisa mengelola,” ujarnya di Yogyakarta, Minggu (22/10/2022).

Wanita yang akrab disapa Kiki ini mengungkapkan, edukasi dan inklusi keuangan sejak disini dimulai dari program satu rekening satu pelajar melalui sekolah-sekolah hingga kalangan pesantren.

“Karena penerus kita di masa yang akan datang. Harus ada literasi,” ucapnya.

Kiki menyebut, keterampilan dalam mengelola keuangan merupakan ilmu dasar yang harus dimiliki oleh seseorang. Jika dimulai sejak dini maka akan terbiasa hingga dewasa kelak.

“Kalau mereka (bisa) kelola uang akan mengatur ke kesejahteraan keluarganya,” ungkapnya.

Kiki menyebut, OJK menargetkan akan mencapai inklusi keuangan masyarakat Indonesia pada tahun 2024 mendatang sebesar 90%. “Kalau bisa 100% masyarakat sudah masuk ke inklusi keuangan. Tapi kan nggak mudah di negara lain pun nggak ada yang 100%,” tuturnya.

Kiki menambahkan, dengan peningkatan literasi keuangan dapat mengurangi korban penipuan di sektor jasa keuangan, seperti yang hingga saat masih ini kerap terjadi yaitu pinjaman online (pinjol) ilegal.

“Edukasi itu perlindungan masyrakat. Pinjol sudah ada 4.500 pinjol ilegal ditutup. Korbannya berapa nggak mungkin nasabah cuma 10, berapa juta masyarakat yang disasar, saudara kurang mampu,” pungkasnya.