RedaksiHarian – Pedro Acosta memang berhasil mencuri perhatian sebagai pembalap yang masih belia namun sudah menjadi juara dunia dua kali.
Ya, Acosta berhasil menjadi kampiun kelas Moto3 dan Moto2 hanya dalam kurun waktu tiga tahun saja.
Pada MotoGP 2024, usianya akan genap 20 tahun pada bulan Mei tahun depan.
Usia yang sama saat Marc Marquez menjalani musim debutnya pada MotoGP di musim 2013 lalu.
Penampilan impresif di usia belia membuat Acosta digadang-gadang akan menjadi Marquez berikutnya.
Namun Acosta tampaknya tak begitu senang dengan ekspektasi berlebihan tersebut.
Pasalnya tekanan sudah ia rasakan saat menghadapi musim pertamanya di kelas Moto2.
Baru pada musim keduanya, Acosta akhirnya bisa mendominasi dan menjuarai kelas tersebut.
“Saya rasa ini bukan beban yang bagus untuk saya, terutama di tahun pertama Moto2,” ujar Acosta.
“Saya sudah menyingkirkan beban harus tampil bagus setahun yang lalu dan saya akan mencoba untuk tidak melakukannya lagi,” kata pembalap asal Murcia, Spanyol itu.
Pernyataan ini menyoroti tekanan yang dihadapi seorang talenta muda ketika ekspektasi berkembang pesat di sekelilingnya.
Acosta lebih memilih fokus untuk belajar dan menemukan perasaan yang positif terlebih dahulu dengan motornya.
“Motornya sudah banyak berubah, Anda harus belajar banyak hal sebelum bisa kompetitif dan saya rasa kami berada di waktu yang tepat,” kata Acosta.
“Kami berada di waktu yang tepat dan di pabrik yang tepat untuk memiliki karier yang panjang dan mendapatkan hasil yang penting.”
“Tetapi kami harus santai dan melangkah sedikit demi sedikit,” tegasnya.
Berkaca pada musim Moto2-nya, Acosta mengungkapkan bagaimana kesulitan juga menjadi hal yang krusial dalam kariernya.
“Saya pikir kami melakukan kesalahan pada momen-momen penting tahun ini. Pada akhirnya saya terjatuh di Le Mans (Prancis) pada awal tahun dan kemudian ada jeda selama tiga minggu,” tuturnya.
“Saya memanfaatkan waktu tiga minggu itu untuk memikirkan apa yang telah terjadi dan itu membuat saya ingin kembali dengan keinginan untuk memangkas poin,” ujar sang rider.