redaksiharian.com – -Nilai valuasi pabrikan chip asal Amerika Serikat, Nvidia sempat melesat ke angka 1 triliun dollar AS atau setara sekitar lebih dari Rp 15.000 triliun.
Capaian itu merupakan imbas dari harga saham Nvidia yang cenderung terus menghijau berkat bisnis kartu grafis ( GPU ) yang menopang chatbot berbasis teknologi AI, ChatGPT .
Pencapain itu sempat membuat Nvidia masuk dalam kelompok perusahaan 1 triliun dollar AS , bergabung dengan perusahaan raksasa sekelas Apple , Microsoft , Google , dan Amazon .
Nvidia menyentuh valuasi 1 triliun dollar selama sesi perdagangan saham hari Selasa (30/5/2023) waktu AS. Ketika itu, saham Nvidia diperdagangkan di level lebih dari 405 dollar AS (kira-kira Rp 6,079 juta). Kemudian, harga saham sempat menyentuh level tertinggi 419 dollar AS atau sekitar Rp 6,29 juta.
Namun, saat sesi perdagangan ditutup, harga saham Nvidia turun ke level 401,11 dollar AS atau sekitar Rp 6,021 juta. Ini membuat nilai valuasi ikut turun ke sekitar 992 miliar dollar AS atau mencapai 14.894 triliun, berdasarkan data situs CompaniesMarketCap.
Jadi, kini Nvidia harus terdepak lagi dari geng perusahaan 1 triliun dollar AS.
Saat ini, “geng” perusahaan 1 triliun dollar AS adalah Apple (2,788 triliun dollar AS), Microsoft (2,462 triliun dollar AS), Google (1,576 triliun dollar AS), dan Amazon (1,248 triliun dollar AS). Keempat perusahaan ini mencapai nilai valuasi 1 triliun dollar AS secara berurutan pada 2018, 2019, 2020, 2018.
Ada ribuan GPU Nvidia di balik ChatGPT
Meroketnya harga saham Nvidia di tahun 2023 ini diyakini didongkrak oleh popularitas ChatGPT, chatbot berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) bikinan OpenAI.
ChatGPT kini banyak digunakan orang untuk membantu tugas sehari-hari karena bisa menjawab berbagai pertanyaan/tugas pengguna dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Nah, di balik kemampuan tersebut, ChatGPT ternyata ditopang oleh ribuan kartu grafis (GPU) agar bisa bekerja.
ChatGPT mengandalkan suatu infrastruktur atau mesin kecerdasan buatan (AI) milik Microsoft, yaitu Azure. Nah, Microsoft Azure tersebut ditopang oleh puluhan hingga ribuan unit pengolah grafis (GPU) bikinan Nvidia.
Dalam sebuah postingan blog, Microsoft menjelaskan bagaimana sebenarnya ChatGPT berjalan di atas puluhan hingga ribuan GPU Nvidia, yaitu dengan model GPU AI Nvidia A100 atau H100, yang saling terhubung di jaringan Microsoft Azure.
Dalam prosesnya, beban kerja ChatGPT, terutama setelah menerima jawaban atau kueri pengguna, akan diproses secara merata ke puluhan hingga ribuan GPU Nvidia, yang ada di dalam infrastruktur Azure.
Nantinya, masing-masing GPU yang ada di satu infrastruktur akan saling bertukar informasi secara cepat, sehingga ChatGPT bisa memberikan respons yang akurat, tentunya dengan bahasa yang mudah dimengerti dalam waktu singkat.
Nah, kesuksesan ChatGPT ternyata juga membuat investor Nvidia “melek” soal peluang bisnis GPU berbasis AI bikinan Nvidia, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Markets Business Inside, Selasa (30/5/2023).
Pada akhirnya, hal ini menimbulkan sentimen positif di kalangan investor dan membuat harga saham Nvidia meroket pada tahun 2023 ini.
Bukan hanya harga saham yang hijau, keuntungan Nvidia juga positif di kuartal awal 2023 ini. Menurut laporan The Verge, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Rabu (31/5/2023), Nvidia membukukan keuntungan mencapai 2 miliar dollar AS (sekitar Rp 30 triliun).
Sebelumnya, bisnis GPU Nvidia sempat menemui tantangan. Pasalnya, menurut CEO Nvidia Jensen Huang, perusahaannya terlalu banyak memproduksi GPU untuk kebutuhan gaming di tengah merosotnya permintaan PC gaming dan tren “penambangan” mata uang kripto (cryptocurrency).
Namun, semua berubah ketika ChatGPT booming di dunia dan GPU Nvidia-lah yang berada di balik ChatGPT.