redaksiharian.com – Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan bahwa generasi muda semakin tertarik untuk menanamkan uangnya di instrumen surat berharga negara (SBN) ritel.

Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan mengatakna pihaknya mencatat adanya 4.000 hingga 5.000 investor generasi muda yang menyimpan SBN ritel. Minat ini tumbuh melihat keuntungan dari membeli SBN ritel. Selain itu, harga yang ditawarkan cukup terjangkau, yakni minimum pembelian mulai dari Rp 1 juta.

“SBN Ritel hanya Rp1 juta saja, seharga sepatu sneakers. Kalau dari data, mereka adalah Gen Z atau anak-anak baru lulus SMA dan mungkin sedang kuliah. Mereka berinvestasi awalnya Rp1 Juta,” papar Deni dalam acara Money Talks on Location, dikutip Kamis (15/6/2023).

“Setelah paham tentang manfaatnya dan seiring bertambah penghasilan, alokasi investasinya akan semakin besar,” lanjut Deni.

Deni pun menegaskan bahwa imbal hasil SBN ritel lebih menguntungkan dibandingkan dengan deposito perbankan. Bunganya bisa mencapai sekitar 6%.

Adapun pemerintah menerbitkan SBN ritel untuk memperluas jangkauan masyarakat terhadap investasi. Sehingga SBN tidak hanya bisa dibeli oleh lembaga seperti perbankan dalam jumlah besar, namun juga bisa dibeli dalam jumlah yang kecil.

DJPPR akan menerbitkan surat berharga negara (SBN) ritel sebesar Rp 130-150 triliun pada tahun ini. Target itu jauh lebih besar dari 2022.

Deni Ridwan mengatakan, pada 2022 target yang dipatok Sri Mulyani telah sebesar Rp 100 triliun, namun realisasinya mampu di atas itu, yakni mencapai Rp 107 triliun. Atas dasar itu, target pada 2023 pun kembali ditambah.

“Tahun ini kita ditargetkan untuk bisa tambah antara Rp 130-150 triliun, karena memang visi dari Ibu Sri mulyani untuk bisa memberikan alokasi lebih banyak untuk SBN ritel ini,” ujarnya.