redaksiharian.com – Ilmuwan di Universitas Boston mengklaim telah menciptakan varian baru Covid-19 dengan tingkat kematian 80%. Varian baru itu diciptakan dengan menggabungkan varian Omicron yang sangat menular dari virus corona dengan virus corona jenis asli Wuhan.
Jenis ini dikembangkan setelah serangkaian percobaan serupa virus yang menyebabkan pandemi global yang dimulai di China. Kabarnya, penelitian ini pun banyak mendapat kecaman di media sosial.
Dalam percobaannya, virus membunuh 80% tikus yang terinfeksi. Dan ketika tikus hanya terkena Omicron, mereka mengalami gejala ringan. Para ilmuwan mengekstrak protein lonjakan dari Omicron dan melampirkannya virus yang pertama kali terdeteksi pada awal pandemi.
Mereka kemudian mendokumentasikan bagaimana tikus bereaksi terhadap ketegangan hibrida.
“Di tikus, Omicron menyebabkan infeksi ringan, non-fatal, virus pengangkut Omicron menyebabkan penyakit parah dengan tingkat kematian 80 persen,” tulis tim peneliti dalam sebuah makalah penelitian, dikutip dari Fox29, Sabtu (21/10/2022).
“Strain baru memiliki partikel virus lima kali lebih menular daripada varian Omicron,” imbuh mereka.
Covid-19 pertama kali terdeteksi dari pasar basah di Wuhan, meskipun banyak yang percaya virus itu direkayasa di Wuhan Institute of Virologi. Organisasi Kesehatan Dunia terus menghadapi kritik atas penanganan krisis di awal.
Sementara itu, Omicron merupakan varian Covid yang sangat menular, bahkan pada mereka yang telah divaksinasi.
Protein spike bertanggung jawab atas tingkat infeksi. Menurut para peneliti, perubahan lain pada struktur virus menentukan keberadaannya.