redaksiharian.comJakarta, CNBC Indonesia – Harga bitcoin semakin terbenam, pada perdagangan Minggu (25/9/20220) harganya sudah di bawah US$ 19.000/koin. Dolar Amerika Serikat (AS) yang sangat perkasa membuat mata uang kripto paling populer ini ambrol.

Pada pukul 11:03 WIB, bitcoin diperdagangkan di kisaran US$ 18.849/koin, dalam 7 hari terakhir, harganya merosot sekitar 5%, melansir data Coin Market Cap.

Melihat posisi hari ini, pelaku pasar yang membeli bitcoin saat harga di pucuk US$ 68.789/koin pada November 2021 lalu, kini sudah mengalami kerugian lebih dari 70%. Banyak analis kini melihat bitcoin bisa turun lebih dalam lagi.

“Melihat grafik harian, penurunan harga yang terjadi belakangan membuat tekanan bearish (penurunan) mempunyai keunggulan besar dalam jangka pendek,” kata Jim Wyckoff, analis teknikal senior di Kitco.

Indeks dolar AS pada perdagangan Jumat lalu meroket hingga 1,65% ke 113,192, menjadi yang tertinggi sejak Mei 2002. Dalam sepekan, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini melesat 3,12%. Bank sentral AS (The Fed) yang terus agresif menaikkan suku bunga membuat dolar AS perkasa.

The Fed Kamis lalu menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 3% – 3,25%, serta menegaskan sikap agresifnya. Hal ini membuat indeks dolar AS melesat sekaligus juga menekan emas. Suku bunga The Fed kini berada di level tertinggi sejak awal 2008.

“FOMC (Federal Open Market Committee) sangat bertekad untuk menurunkan inflasi menjadi 2%, dan kami akan terus melakukannya sampai pekerjaan selesai,” kata ketua The Fed, Jerome Powell, sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (22/9/2022).

The Fed kini melihat suku bunga akan mencapai 4,6% (kisaran 4,5% – 4,75%) di tahun depan. Artinya, masih akan ada kenaikan 150 basis poin dari level saat ini.Bahkan, beberapa pejabat The Fed melihat suku bunga berada di kisaran 4,75 – 5% di 2023, sebelum mulai turun di 2024.

TIM RISET CNBC INDONESIA