redaksiharian.com – NATO akan memantau dengan cermat latihan nuklir Rusia yang akan datang, dan tidak takut mendukung Ukraina dari ancaman nuklir terselubung Moskwa.

Ini disampaikan kepala aliansi itu, Kamis (13/10/2022), dilansir Reuters.

“Kami tidak akan terintimidasi,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg kepada wartawan setelah pertemuan dua hari para menteri pertahanan aliansi.

“Retorika nuklir Rusia berbahaya, sembrono, dan mereka tahu bahwa jika mereka menggunakan senjata nuklir untuk melawan Ukraina, itu akan memiliki konsekuensi yang parah,” tambahnya.

Pertemuan itu adalah pertemuan besar NATO pertama sejak Moskwa mengumumkan akan mencaplok beberapa wilayah Ukraina, memulai mobilisasi parsial dan mengeluarkan ancaman nuklir terselubung.

Langkah itu telah diklasifikasikan NATO sebagai eskalasi perang yang jelas yang dimulai ketika Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

Serangan terhadap jaringan pipa Nord Stream di bawah Laut Baltik juga meningkatkan ketegangan karena Eropa menderita krisis energi setelah Rusia memutuskan sebagian besar pasokan gasnya.

Kemunduran militer Rusia di Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran Presiden Vladimir Putin mungkin menindaklanjuti ancaman untuk menggunakan senjata nuklir.

Stoltenberg mengatakan NATO akan memantau latihan nuklir tahunan Rusia dengan sangat cermat, seperti yang telah dilakukan selama beberapa dekade dan tetap waspada.

“Paling tidak mengingat ancaman nuklir terselubung dan retorika berbahaya yang telah kita lihat dari pihak Rusia,” ujarnya.

Sekjen NATO itu tampaknya mengacu pada latihan tahunan Grom Rusia yang biasanya berlangsung pada akhir Oktober dan di mana Rusia menguji pengebom, kapal selam, dan rudal berkemampuan nuklirnya.

NATO telah berjanji untuk melanjutkan minggu depan dengan latihan kesiapsiagaan nuklir tahunannya sendiri yang dijuluki “Steadfast Noon”.

Angkatan udara NATO akan berlatih bagaimana menggunakan bom nuklir AS yang berbasis di Eropa dengan penerbangan pelatihan, tanpa senjata langsung.