redaksiharian.com – Sejumlah nasabah bank di Lebanon melakukan aksi unjuk rasa dan menyerang beberapa gedung bank di kawasan Beirut, Lebanon. Mereka menuntut agar uangnya dikembalikan.

Para masa aksi demonstrasi ini mengamuk hingga membakar serta memecahkan kaca-kaca kantor bank. Yang menjadi target mereka adalah cabang Bank Audi, Bank Beirut, dan Bank Byblos di Sin el-Fil di Kegubernuran Gunung Lebanon.

Kemarahan para pengunjuk rasa itu terkait dengan sistem kontrol keuangan perbankan yang telah menghancurkan tabungan hidup banyak orang. Orang-orang ini menuntut pengembalian uang, juga meminta pejabat yang terlibat korupsi, termasuk Gubernur Bank Sentral Lebanon Riad Salameh untuk dimintai pertanggungjawaban.

“Kami sudah selesai dengan mereka. Kami sudah menunggu terlalu lama, itu sudah cukup,” kata seorang pengunjuk rasa dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (17/6/2023).

Sementara itu, pengunjuk rasa lainnya mengatakan mereka mengirim pesan ke bank. “Kami tidak akan kehilangan hak kami, tidak hari ini dan tidak setelah 100 tahun. Ini adalah pesan yang perlu mereka pahami,” katanya.

Adapun protes pada Kamis kemarin terjadi setelah parlemen Lebanon untuk yang ke-12 kalinya gagal memilih presiden dan memecahkan kebuntuan politik yang telah mencengkeram negara itu selama berbulan-bulan.

Lebanon telah dilanda krisis ekonomi hebat sejak 2019 silam, di mana Bank Dunia menganggapnya sebagai salah satu krisis terburuk dalam sejarah modern. Mata uang negara itu, pound Lebanon telah kehilangan lebih dari 98% nilainya terhadap dolar AS sejak krisis terjadi.

Para ahli mengatakan, krisis negara itu berakar pada puluhan tahun korupsi dan salah urus oleh kelas politik yang telah memerintah Lebanon sejak akhir perang saudara 1975-1990.

Salameh merupakan salah satu pejabat dari kelas politik yang terperosok dalam skandal korupsi tersebut. Ia juga disalahkan karena memicu krisis yang melumpuhkan negara itu.

Menyangkut hal ini, pemberitahuan Interpol dikeluarkan terhadapnya pada bulan lalu, setelah Prancis mengeluarkan surat perintah penangkapan sebagai bagian dari penyelidikannya menyangkut apakah gubernur itu menggelapkan dana publik ratusan juta dolar. Di sisi lain, Salameh membantah tuduhan itu.