redaksiharian.com – Badan Luar Angkasa Amerika Serikat (NASA) pastikan misi tabrak asteroid atau dikenal sebagai Double Asteroid Redirection Test (DART) berhasil dilakukan. Orbit dari target misi, asteroid Dimorphos berhasil berubah.

Sebelum misi DART, Dimorphos mengorbit asteroid induknya Didymos selama 11 jam dan 55 menit. Setelah ditabrakan pada akhir September lalu orbitnya berubah selama 32 menit dan menjadi 11 jam 23 menit. NASA memberikan catatan pengukuran ini memiliki margin ketidakpastian plus atau minus 2 menit.

“Hasil ini merupakan salah satu langkah penting memahami efek penuh dari dampak DART dengan asteroid targetnya,” kata direktur Divisi Ilmu Planet NASA, Lori Glaze dikutip dari laman resmi NASA, Rabu (12/10/2022).

“Saat data baru data setiap hari, para astronom akan bisa menilai dengan lebih baik apakah dan bagaimana, misi seperti DART bisa digunakan di masa depan untuk membantu melindungi Bumi dari tabrakan dengan asteroid jika kita pernah menemukannya menuju ke arah kita”.

Pada pukul 19:14 EDT tanggal 26 September 2022 lalu, kontrol misi Laboratorium Fisika Terapan Johns Hopkins (APL) di Laurel, Maryland mengumumkan keberhasilan misi ini.

Sebagai informasi Dimorphos memiliki diameter 530 kaki atau 160 meter, yang mengorbit asteroid Didymos dengan ukuran lebih besar yakni 2.560 kaki (780 meter).

Sementara itu Administrator NASA, Bill Nelson mengatakan semua orang punya tanggung jawab untuk melindungi Bumi. Misi DART, menurutnya menunjukkan NASA berusaha bersiap menghadapi ancaman apapun dari antariksa.

“NASA membuktikan kita serius sebagai pembela planet ini. Ini merupakan momen penting mempertahankan planet dan seluruh umat manusia, menunjukkan komitmen dari tim dan mitra NASA yang luar biasa dari seluruh dunia”.

Untuk fokus saat ini beralih kepada pengukuran efisiensi transfer momentum dari tabrakan DART, yakni sekitar 22.530 kilometer perjam dengan targetnya. Termasuk mengenai analisis lebih lanjut mengenai ‘electa’, yakni berton-ton batu asteroid yang ditempatkan dan diluncurkan ke luar angkasa oleh tubrukan tersebut.

“Tim DART terus bekerja pada kumpulan data yang kaya ini untuk sepenuhnya memahami pertahanan planet pertama dari defleksi asteroid,” kata kepala koordinasi DART Laboratorium Fisika Terapan Johns Hopkins, Nancy Chabot.