Menempuh perjalanan dari Bali ke Jakarta sejauh 1.293 km, dengan model “Solo Thriatlon” yaitu berlari, bersepeda dan berenang, Muryansyah akhirnya tiba di Jakarta, Selasa lalu (16/8). Lewat aksinya tersebut, Muryansyah mengumpulkan 68 ribu kilogram sampah di sepanjang rute yang dilaluinya. Muryansyah melintasi mulai dari Bali menuju sepanjang pantai utara Pulau Jawa hingga Jakarta.

“Aksi bentuk kampanye pengelolaan daur ulang sampah kepada masyarakat di sepanjang jalur yang dilewati,” jelas Muryansyah.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyambut dan mengapresiasi aksi Muryansyah saat tiba di Jakarta. Menurut Siti Nurbaya, aksi yang dibungkus dengan tajuk “The Rising Tide, A Grassroot Movement For Sustainability” diharapkan dapat memberikan dampak positif dan resonansi besar peningkatan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengalungkan bunga pada Muryansyah saat tiba di Jakarta, Selasa (16/8). (Foto courtesy: KLHK)

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengalungkan bunga pada Muryansyah saat tiba di Jakarta, Selasa (16/8). (Foto courtesy: KLHK)

“Kita sangat bersyukur menerima pahlawan lingkungan Bung Muryansyah,” ujar Menteri Siti, dalam sambutannya sesuai keterangan tertulis yang diterima VOA.

Kampanye Kreatif Atasi Sampah

Sampah menjadi salah satu sumber yang menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, bukan hanya karena secara estetis, tetapi juga dampak buruknya salah satu sumber emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang memicu perubahan iklim.

Menteri Siti mengungkapkan pemerintah mengapresiasi kegiatan para aktivis lingkungan dan pemuka agama di Bali khususnya, untuk mengurangi sampah.

“Buat KLHK kegiatan ini menjadi energi baru, terutama terkait teknik-teknik, cara cara kampanye untuk mendorong masyarakat lebih peduli terhadap penyelesaian persoalan sampah kita,” ujarnya.

Muryansyah (kanan) mendapat penghargaan usai menyelesaikan Solo Triathlon Bali-Jawa sepanjang 1.293 kilometer dalam kampanye Peduli Sampah. (Foto courtesy: KLHK)

Muryansyah (kanan) mendapat penghargaan usai menyelesaikan Solo Triathlon Bali-Jawa sepanjang 1.293 kilometer dalam kampanye Peduli Sampah. (Foto courtesy: KLHK)

Bagi Siti, perlunya kampanye lingkungan dengan sesuatu yang luar biasa dan langkah kreatif, inovatif, inspiratif, serta menumbuhkan inisiatif baru di masyarakat untuk bekerja bersama mengurangi menangani sampah secara lebih baik. “Yang juga penting, hal ini tidak berhenti sampai disini”, tegas Siti.

Persoalan sampah, tegas Siti, bisa diselesaikan di level rumah tangga melalui perubahan perilaku, yaitu dengan membangun budaya minim sampah dan mendaur ulang sampah agar punya nilai ekonomi.

Program “The Rising Tide” mengajak masyarakat untuk melakukan hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari mulai dengan upaya mencegah sampah, belanja tanpa kemasan, memilah sampah dari rumah, dan selalu menghabiskan makanan supaya tidak menimbulkan sampah.

Pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga dengan program dan target pengurangan sampah pada tahun 2025. Regulasi itu pengelolaan sampah dan pengendalian perubahan iklim berbasis masyarakat. Sampah tidak hanya yang ada di daratan tetapi juga di lautan.

KSAL Puji Aksi Muryansyah

Aksi solo Triathlon Muryansyah ini dibantu dan didukung penuh oleh jajaran Angkatan Laut Republik Indonesia. Kepala Staf Angkatan Laut, Yudo Margono mengungkapkan yang dilakukan Muryansyah merupakan suatu prestasi yang membanggakan.

“Semangat Muryansyah menjadikan kegiatan ini bisa berhasil, meski Triathlon dari Bali hingga Jakarta sangatlah berat. Tantangan menyeberangi Selat Bali dengan berenang, kemudian bersepeda dan berlari hingga Jakarta, hanya semangat dan tekad kuat bisa terwujud,” ungkap Yudo. [ys/em]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.