redaksiharian.com – Kepala kru Fabio Quartararo di tim pabrikan Yamaha, Diego Gubellini , buka suara mengenai performa Quartararo yang melempem selama lima seri awal MotoGP 2023.

Gubellini yang menemani Quartararo sejak 2019 tersebut mengatakan, saat ini MotoGP jadi semakin mirip balap Formula 1 . Teknologi motor yang lebih berpengaruh daripada kemampuan sang pebalap di atas trek.

“Saya tidak menyukai situasi ini,” kata Gubellini dilansir dari , Rabu (25/5/2023).

“Kami telah mencapai titik (di MotoGP) di mana motor membuat perbedaan dan pebalap semakin berkurang. Jika Anda memulai lebih jauh ke belakang maka tidak ada margin untuk mengejar ketinggalan seperti beberapa tahun lalu,” ujar dia.

Gubelini mengatakan, meski sang pebalap punya kecepatan yang baik tetap sulit merangsek ke depan jika start dari posisi belakang. Hal ini berbeda dengan MotoGP zaman dulu yang membuat tontonan lebih menarik.

Menurut Gubelini, saat ini posisi setelah fase start menjadi krusial untuk balapan karena pebalap saat ini lebih sulit menyalip motor di depannya.

“Bahkan jika Anda memiliki kecepatan terbaik, tetapi Anda hanya memulai di urutan ke-15, maka jaraknya terlalu kecil,” kata Gubellini.

Gubelini bahkan berpendapat, saat ini tes latihan bebas pada hari Jumat bisa dijadikan acuan siapa yang punya peluang menang di balapan utama hari Minggu.

Kemudian jika pebalap hanya dapat kualifikasi Q2 dan tidak tembus ke Q1, bahkan dengan motor yang prima dan kecepatan yang bagus selama balapan hampir tidak ada peluang untuk naik podium.

“Sekarang sebuah merek (Ducati) telah memimpin di MotoGP modern. Ini seperti Formula 1. Saat Anda berada di mobil terbaik, Anda bisa bertarung untuk gelar juara dunia,” ujar Gubellini.

“Pebalap sekarang tidak bisa membuat banyak perbedaan dibanding beberapa tahun lalu. Itu sebabnya pebalap seperti Marc Marquez dan Fabio lebih sulit dibanding beberapa tahun lalu. Di Ducati, saya melihat semua orang cepat,” kata dia.