redaksiharian.com – Pejabat senior PBB dan Rusia bertemu di Jenewa pada Rabu (7/9/2022) untuk membahas keluhan Moskwa bahwa sanksi Barat menghambat ekspor biji-bijian dan pupuknya.

Hambatan ini terjadi meskipun ada kesepakatan yang ditengahi PBB untuk meningkatkan pengiriman biji-bijian dari Rusia dan Ukraina.

PBB, Turki, Ukraina, dan Rusia pada 22 Juli 2022 menyetujui kesepakatan untuk memulai kembali ekspor biji-bijian dan pupuk dari Laut Hitam Ukraina serta memfasilitasi pengiriman dari Rusia.

Walau Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lainnya menekankan bahwa makanan dan pupuk Rusia tidak dikenakan sanksi atas invasi Moskwa pada 24 Februari terhadap Ukraina, Rusia menegaskan ada efek buruk pada ekspornya.

Pejabat senior perdagangan PBB Rebeca Grynspan bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Vershinin untuk diskusi di Jenewa pada Rabu (7/9/2022), kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.

“Diskusi sedang berlangsung pada tingkat yang sangat konstruktif dan profesional,” katanya dikutip dari .

“Tantangannya cukup jelas, tetapi saya tidak akan membahas secara detail apa yang dibahas di sekitar meja itu,” lanjut dia.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Selasa (6/9/2022) menyerukan penghapusan “sanksi logistik yang mencegah akses bebas biji-bijian dan pupuk Rusia ke pasar dunia.”

Keluhan Moskwa muncul menjelang kemungkinan diskusi yang bertujuan memperpanjang kesepakatan awal 120 hari tentang ekspor gandum Ukraina.

Perjanjian tersebut bertujuan membantu meringankan krisis pangan global yang menurut PBB diperburuk oleh perang Rusia-Ukraina dan mendorong puluhan juta orang kelaparan, karena Ukraina dan Rusia adalah pengekspor gandum utama.