redaksiharian.com – Mobil ceper atau biasa disebut lowered suspension car merupakan satu modifikasi umum yang kerapkali dilakukan pemilik untuk memperkeren tampilan.

Biaya yang harus dikeluarkan untuk modifikasi jenis ini cukup bervariasi dan perlu diingat, selain jasa, ada pula harga komponen yang harus dijadikan pertimbangan. Lantas berapa biaya untuk membuat mobil menjadi ceper?

Laksana Per, bengkel spesialis shockbreaker dan per mobil yang berlokasi di Serpong, Kota Tangerang Selatan ini menawarkan lowering kit alias paket mobil ceper murah dengan banderol terjangkau, yaitu mulai Rp 400.000.

“Tergantung jenis mobilnya, cuma untuk biaya terendah kami patok mulai dari Rp 400.000, ini sudah terima jadi,” kata Wawan Gunawan, salah satu pemilik bengkel Laksana Per kepada Kompas.com, Selasa (30/5/2023).

Dengan biaya itu, konsumen punya kebebasan untuk melakukan request soal seberapa ceper modifikasi yang akan dilakukan.

Nantinya, Wawan akan bantu menyampaikan plus minus dan saran tambahan. Jika konsumen setuju, proses modifikasi bisa dilakukan dan keempat per akan dipotong sesuai pesanan.

“Cepernya bisa diatur tergantung kemauan konsumen, ada yang minta ukuran 5 jari, 2 jari, bahkan loss (habis). Tergantung jenis mobilnya apa, nanti saya akan bantu jelaskan teknisnya bagaimana,” kata Pria asal Tasikmalaya itu.

Wawan menambahkan, bagi konsumen yang merasa sayang jika per orisinil bawaan dipotong, dia akan menawarkan paket lowering kit lain yang bisa dipertimbangkan, yakni memberikan 2 pasang per baru.

Harga lowering kit ini juga cukup terjangkau, yakni Rp 1,7 juta bersih, artinya konsumen langsung menerima barang jadi tanpa biaya-biaya tambahan lainnya.

“Kalau pakai paket yang kedua, rasanya lebih enak karena per bawaan masih ada. Semisal mobil mau dikembalikan ke setelan awal, per asli cukup dipasang kembali,” ucap dia.

Dia mengatakan, sistem bongkar-pasang per macam ini sejatinya cukup sering dilakukan beberapa langganannya.

Khususnya menjelang momen pulang kampung di mana dia menerima banyak pesanan untuk mengembalikan ketinggian mobil ke posisi awal.

“Biasanya langganan saya yang masih remaja, sehari-hari mereka pakai mobil ceper. Tapi menjelang lebaran, minta dikembalikan ke setingan awal pas mau mudik. Mungkin karena takut dimarahi orang tuanya di kampung,” ujarnya.