redaksiharian.com – Microsoft resmi mengumumkan penyetopan pembuatan game baru untuk konsol lawasnya, Xbox One. Hal ini terungkap dalam sebuah wawancara yang dilakukan situs berita Axios dengan kepala Xbox Game Studios, Matt Booty.
“Kami sudah berpindah ke generasi kesembilan,” jelas Booty.
Adapun generasi kesembilan merujuk pada generasi konsol yang mencakup PlayStation 5 (PS5) milik Sony dan Xbox Series X /S punya Microsoft. Xbox One itu sendiri masuk dalam generasi kedelapan bersama PS4, Wii U, serta Nintendo Switch.
Keputusan ini diambil sebagai bagian dari strategi Microsoft untuk menyaingi output game yang dihasilkan oleh “rivalnya”, Sony dan Nintendo.
Sebanyak 23 studio game internal yang dinaungi Microsoft nantinya bakal menempatkan perhatian penuh untuk Xbox Series X/S.
Booty memastikan, Microsoft masih memberikan dukungan untuk berbagai game di konsol Xbox One, seperti “Minecraft” dan “Halo Infinite”.
Selain itu, konsol tersebut tetap dapat digunakan untuk bermain game Xbox Series X/S lewat layanan streaming berbasis cloud, Xbox Cloud Gaming.
Deretan game yang bisa dimainkan mencakup judul teranyar yang dipamerkan di Xbox Showcase 2023, seperti “Starfield”, “Microsoft Flight Simulator”, “Forza Motorsport”.
“Begitulah (cloud gaming) cara kami mempertahankan dukungan (untuk Xbox One),” imbuh Booty.
Perlu dicatat bahwa keputusan ini berlaku untuk studio internal Microsoft saja. Dengan kata lain, studio game pihak ketiga (third party) masih bisa menghadirkan permainan terbarunya ke konsol Xbox One.
Hal ini dibuktikan lewat ajang Xbox Showcase 2023, yang mana “Persona 3 Reload”, “Persona 5 Tactica”, dan “Like a Dragon: Infinite Wealth” diumumkan pula untuk konsol Xbox One.
Strategi bersaing dengan Sony dan Nintendo
Microsoft melancarkan berbagai strategi lainnya untuk menyaingi Sony dan Nintendo, salah satunya adalah mengadopsi siklus pengembangan game yang lebih lama.
Kini, studio internal Microsoft bakal menghabiskan waktu 4 hingga 6 tahun untuk menggarap game berbujet tinggi alias triple-A (AAA). Hal ini berbeda dengan kebijakan lawas dengan waktu pembuatan game dari 2 hingga 3 tahun.
Tidak diketahui berapa lama waktu yang dibutuhkan Sony dan Nintendo untuk menggarap game.
Akan tetapi, Jason Schreier selaku jurnalis media Bloomberg mengeklaim bahwa rata-rata waktu yang diperlukan untuk membuat game AAA adalah 4 hingga 5 tahun.
Strategi lainnya mencakup kolaborasi antara 23 studio game yang dinaungi oleh Microsoft. Kendati demikian, Booty tidak menjelaskan seperti apa kolaborasi yang dimaksud.
Dukungan untuk Xbox Series S juga dipertahankan, meski ada beberapa developer yang merasa terhambat karena sedikitnya RAM yang dimiliki konsol tersebut dibanding Xbox Series X.
Sebagai informasi, Xbox Series S dibekali RAM 10 GB, sedangkan “kakaknya” mengandalkan RAM 16 GB, sebagaimana dikutip KompasTekno dari Engadget, Jumat (16/6/2023).