redaksiharian.com – NESABAMEDIA.COM – Microsoft mengecam apa yang mereka sebut sebagai ‘invasi Ukraina yang tragis, melanggar hukum dan tidak dapat dibenarkan’ yang dilakukan oleh Rusia. Mereka pun berjanji akan terus melindungi negara tersebut dari serangan siber dan kampanye mis-informasi yang disponsori oleh negara.

Microsoft menambahkan akan mendukung upaya kemanusiaan, ketika Ukraina mencoba untuk mempertahankan negara mereka akibat serangan dari Rusia, dan di saat ratusan ribu orang mencoba melarikan diri dari Ukraina ke sejumlah negara tetangga. Titan Windows akan bekerja untuk melindungi karyawan mereka yang berada di wilayah terdampak.

Mereka juga bekerja sama dengan berbagai elemen pemerintahan dan entitas internasional, termasuk pemerintah Ukraina, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan sejumlah pemerintahan anggota NATO dan PBB.

“Salah satu tanggung jawab utama dan global kami sebagai perusahaan teknologi adalah untuk membantu membela pemerintah dan negara dari serangan siber. Peran ini menjadi semakin penting selama sepekan terakhir di Ukraina, di mana pemerintah negara tersebut dan banyak organisasi lain serta para individual adalah merupakan pelanggan kami,” terang Brad Smith, Presiden Microsoft.

Microsoft adalah salah satu dari sekian banyak perusahaan yang mengambil langkah-langkah guna mempersulit Moskow secara politis untuk melanjutkan pendudukan atas Ukraina, dan bagi warga Rusia untuk bisa menjalani kehidupan mereka secara normal. Dengan harapan tindakan semacam itu akan menekan Presiden Vladimir Putin dan rezimnya untuk mengakhiri perang yang tidak beralasan tersebut.

Beberapa perusahaan yang telah mengambil bagian adalah Google dengan Youtubenya, Meta, Twitter, yang memblokir media berbasis Rusia dalam menjalankan iklan di situs mereka, menghentikan semua periklanan di Rusia dan Ukraina, atau memblokir saluran yang digunakan oleh pemerintah Rusia.

Selain itu, Google juga telah mematikan alat lokasi sementara waktu di Google Maps, yang mengirimkan informasi langsung yang bisa digunakan untuk melacak pasukan dan penduduk di Ukraina, yang bisa membantu pasukan Rusia dalam mengatur serangan.

Meta juga berencana untuk membatasi akses bagi RT dan Sputnik, outlet media yang dikontrol pemerintah Rusia. Kemudian Netflix tidak akan menambahkan saluran TV Rusia di layanan mereka, menentang aturan yang sebenarnya mengharuskan mereka menyediakan media, yang termasuk media yang dikendalikan negara.

Kembali ke Microsoft, beberapa jam sebelum Rusia meluncurkan misil dan tank pada tanggal 24 Februari kemarin, Threat Intelligence Center perusahaan mendeteksi adanya serangan siber dalam skala besar, yang menyerang infrastruktur teknologi Ukraina.

Setidaknya beberapa dari serangan itu melibatkan paket malware Windows. Microsoft pun memperingatkan pemerintah Ukraina dan menawarkan bantuan teknis untuk mencegah serangan itu terjadi.

    Pernah menjadi jurnalis dan juga Social Media Manager di Merdeka.com selama lebih dari 2 tahun, sebelum akhirnya mengerjakan sejumlah proyek website yang dioptimasi dan dimonetisasi Google Adsense.

    Kini sedang aktif dalam pembuatan konten Youtube dokumenter bertema sosial serta menjadi penulis konten untuk sejumlah website.