RedaksiHarian – Keputusan besar dan mengejutkan Marquez untuk meninggalkan Repsol Honda dan pindah ke Gresini Ducati pada MotoGP 2024 terjawab sebagai hal tepat.
Setelah sulit bersaing secara kompetitif di atas RC213V, musim ini pembalap 31 tahun itu langsng terlihat gacor di atas Desmosedici GP23.
Bahkan Marquez terbilang menjadi pembalap dengan hasil paling bagus di antara pembalap GP23 Ducati lainnya.
Dia bahkan nyaris membuat gebrakan besar saat sempat memimpin balapan di paruh sesi race MotoGP Americas 2024 di COTA pada pekan lalu, sebelum akhirnya harus crash karena mengalami masalah rem depan.
Meski begitu, hasil balapan Marquez tidak buruk sejauh ini. Dia bisa bersaing di rombongan depan dan telah mengemas dua podium runner-up Sprint dari Portugal dam Americas.
Kalau saja tak memberanikan pindah ke Gresini, barangkali Marquez akan merasakan kepahitan kariernya jika bertahan di Honda.
Sebagaimana yang dia ungkapkan bahwa dia sudah hampir kelelahan secara mental karena motor Honda tak kunjung membaik walau dia sudah berusaha maksimal.
“Dan yang saya pikirkan adalah saya masih ingin menjadi pembalap MotoGP selama bertahun-tahun lagi,” tukasnya.
Kedekatan dengan Repsol Honda memang tidak bisa disangkal Marquez. Maklum, dia bersama tim pabrikan Asaka, Jepang itu sejak debut di kelas premier pada 2013 silam.
Mengenal para kru tim hingga seluk-beluk RC213V itu sendiri ibarat sudah mendarah daging dalam diri Marquez.
Akan tetapi ketika perilaku motornya sudah sulit dikendalikan, Marquez menyerah daripada mentalnya semakin tercabik-cabik.
“Tim Repsol Honda adalah hidup saya, karier saya. Sangat sulit untuk meninggalkan para mekanik saya, teknisi saya dan sponsor.”
“Tetapi, saya mengatakan kepada mereka: jika saya bertahan satu tahun lagi di sini, saya akan menamatkan karier saya karena kesehatan mental saya akan dipertaruhkan,” kata Marquez.
Melewati ujian sulit itu, sekarang setelah pindah ke Gresini Ducati pun, Marquez tak langsung memiliki sikap tergesa-gesa untuk menjemput kemenangan.
Mempertimbangkan faktor umur dan tidak berada di tim pabrikan membuat dia punya pola pikir yang berbeda.
“Tidaklah sama menghadapi akhir pekan balapan dengan memikirkan di 10 besar atau 5 besar atau berjuang unuk podium,” kata Marquez.
“Alasan utama saya mengambil keputusan ini adalah untuk menjawab diri saya sendiri apakah saya masih cukup kompetitif.”
“Sekarang saya telah memberikan jawaban pada diri saya sendiri, dan jawabannya adalah: Ya, saya masih kompetitif.”
“Dan jelas,menjadi lebih kompetitif untuk memperebutkan adalah satu hal berbeda. Tetapi saat ini saya bisa memperebutkan posisi lima besar dengan para pembalap terbaik dan itu sudah membuat saya bahagia,” tutur Marquez.