redaksiharian.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno menyebutkan masa “tech winter” yang saat ini dialami para startup di Indonesia jadi momen pembuktian para perusahaan rintisan tersebut memiliki daya tahan atau resiliensi yang baik.
Masa “tech winter” mengacu pada berjatuhannya perusahaan-perusahaan teknologi dan rintisan akibat menurunnya kinerja serta minat investor untuk melakukan pendanaan dan fenomena ini tengah dialami banyak startup di Indonesia.
“Menurut saya winter it’s already here. Perusahaan-perusahaan itu akan dinilai bagaimana mereka bisa beradaptasi dengan musim dingin ini,” kata Sandi saat ditemui di Jakarta, Rabu.
Sandi mengatakan masa turunnya performa perusahaan merupakan hal yang wajar bagi perusahaan termasuk perusahaan teknologi.
Ia menganalogikan saat ini para perusahaan startup sebagai beruang yang tengah memasuki masa hibernasi ketika musim dingin.
“Ketika musim dingin, beruang akan menghilangkan lemak-lemak di tubuh mereka. Berarti perusahaan-perusahaan itu juga melakukan hal yang sama,” kata Sandi.
Pria yang lama berkutat sebagai pebisnis itu pun mengatakan beberapa langkah seperti penyesuaian penggunaan anggaran, efisiensi jumlah karyawan, dan mengubah strategi bisnis merupakan hal yang wajar dilakukan.
Langkah-langkah tersebut penting agar perusahaan nantinya tidak hanya bertahan namun tetap bisa berkembang menghasilkan profit untuk bisnis-nya.
“Intinya semua harus dipersiapkan dengan baik, kita boleh potong lemaknya tapi jangan sampai kena daging dan ototnya. Efisiensi memang harus dilakukan seiring kita ada di musim ini,” tutupnya.
Sejak akhir 2022, cukup banyak perusahaan-perusahaan rintisan dan teknologi di Indonesia melakukan efisiensi bisnis bahkan menutup perusahaannya sehingga istilah “Tech Winter” semakin dikenal masyarakat.
Beberapa contoh perusahaan teknologi yang melakukan efisiensi karyawan di antaranya seperti Ruang Guru, Zenius, Xendit, LinkAja, dan GOTO.
Sementara perusahaan lainnya seperti JD.ID dan Fabelio memilih untuk menghentikan operasional bisnis sepenuhnya di Indonesia.