redaksiharian.com – Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto membahas sejumlah isu bilateral dan kawasan bersama Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim saat diterima pemimpin pemerintahan Negeri Jiran itu di Langkawi, Malaysia, Selasa (23/5) malam.

“Alhamdulillah kemarin malam saya dapat bersilaturahmi dengan Yang Amat Berhormat Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim di Langkawi, Malaysia,” kata Prabowo dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Kunjungan resmi itu dilakukan Menhan di sela agendanya menghadiri Pameran Maritim dan Dirgantara Internasional Langkawi (LIMA) 2023.

Anwar Ibrahim mengapresiasi Menhan Prabowo menyempatkan diri melakukan kunjungan resmi itu di tengah padatnya jadwal yang bersangkutan.

“Meski jadwal yang padat pada LIMA 2023, saya sempat bertemu Menteri Pertahanan Indonesia Bapak Prabowo Subianto dalam satu sesi ngobrol santai. Semoga hubungan kedua negara sahabat ini terus terjalin erat dan erat,” katanya.

Mengutip situs resmi Kantor PM Malaysia, pertemuan berlangsung sekira satu jam lamanya. Menhan Prabowo dan PM Anwar Ibrahim membicarakan kepentingan bersama, termasuk penguatan hubungan bilateral dan kawasan.

Turut dibahas pula upaya-upaya untuk memperkuat kerja sama pertahanan dan keamanan di antara kedua negara.

Hadir mendampingi PM Anwar Ibrahim menyambut kunjungan resmi Menhan Prabowo adalah Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Mohamad Hasan dan Menteri Luar Negeri Malaysia Seri Zambry Abdul Kadir.

Sebelumnya, di sela menghadiri LIMA 2023, Menhan Prabowo juga sempat menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara PT Dirgantara Indonesia dengan dua perusahaan Malaysia, yakni AIROD Sdn. Bhd. dan SME Aerospace Sdn. Bhd.

Sementara itu, pada 9 hingga 11 Mei 2023, PM Anwar Ibrahim berada di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN. Di sana, Presiden RI Joko Widodo juga sempat melakukan pertemuan bilateral dengan PM Anwar Ibrahim.

Pada pertemuan itu, Presiden Jokowi menekankan pentingnya kedua negara melakukan penyelesaian sengketa perbatasan darat maupun laut serta mengoptimalkan Sistem Penempatan Satu Kanal atau One-Channel System bagi pekerja migran Indonesia sektor domestik di Malaysia.