redaksiharian.com – NESABAMEDIA.COM – Even Unpacked yang digelar oleh Samsung pada bulan Agustus lalu, akhirnya mengungkap sosok Galaxy Z Fold 3. Smartphone ini menawarkan banyak sekali fitur dan hal-hal baru, namun salah satu yang menjadi sorotan publik adalah fitur kamera bawah layarnya atau Under Display Camera (UDC).

Hal tersebut membuat banyak orang bertanya, mengapa tidak banyak smartphone terbaru, termasuk flagship yang menghadirkan teknologi kamera bawah layar semacam itu? Kita memang telah mengetahui banyaknya smartphone yang menggunakan teknologi sensor sidik jari dalam layar sejak 2018, namun mengapa sejauh ini baru ada tiga smartphone dengan kamera bawah layar?

Sejak Apple meluncurkan iPhone pertamanya, permintaan akan smartphone All-Screen telah tumbuh sangat pesat. Konsumen menginginkan smartphone mereka memiliki layar sebesar mungkin, namun tetap mudah digenggam dan bisa digunakan dengan satu tangan.

Pada akhirnya, bagian tepi yang mengelilingi layar smartphone menjadi sebuah ruang yang tidak bisa digunakan untuk menampilkan konten. Oleh karena itu, banyak produsen smartphone berupaya keras untuk menyembunyikan sensor mereka dan bagian smartphone lain, untuk memenuhi permintaan pengguna itu.

Misalnya, jika anda membandingkan Samsung Note 7 yang dirilis tahun 2016, dengan Samsung Note 8 yang dirilis setahun setelahnya, anda akan melihat bahwa sensor sidik jari telah dipindahkan ke bagian belakang panel.

Beberapa tahun setelahnya, Samsung Note 10 menghilangkan seluruh sensor yang ada di bagian atas, dengan hanya menyisakan lubang kamera di bagian tengahnya.

Di tahun ini, hanya ada tiga model smartphone yang menggunakan teknologi kamera bawah layar, dengan hanya dua yang tersedia untuk pasar global. Penerapan yang dilakukan Samsung, bisa menjadi katalis utama untuk membawa inovasi teknologi ini dalam produksi massal.

Itu karena jangkauan pasar Samsung yang luas, bisa memaksa para kompetitornya untuk merilis fitur yang sama di perangkat flagship mereka. Meski Z Fold 3 harganya cukup mahal, pengguna yang telah merasakan teknologi tersebut pun berharap bahwa smartphone lipat yang akan datang berikutnya akan menerapkan teknologi yang sama, bahkan untuk model yang bukan flagship.

Tekanan dari konsumen ini akan menghasilkan produsen smartphone lain untuk ikut menerapkan teknologi kamera bawah layar. Namun, mungkin pengembangannya baru bisa didapatkan beberapa tahun lagi, karena teknologi kamera bawah layar ini masih tergolong teknologi yang sangat baru. Bisa dilihat dari teknologi sensor sidik jari bawah layar, yang baru hadir tiga tahun setelah pengembangan pertamanya.

Teknologi kamera bawah layar jauh lebih kompleks dibandingkan sensor sidik jari, dan memiliki sejumlah tantangan tersendiri. Namun begitu masalah tersebut bisa diatasi, anda bisa mengharapkan lebih banyak smartphone yang akan menggunakan teknologi tersebut.

    Pernah menjadi jurnalis dan juga Social Media Manager di Merdeka.com selama lebih dari 2 tahun, sebelum akhirnya mengerjakan sejumlah proyek website yang dioptimasi dan dimonetisasi Google Adsense.

    Kini sedang aktif dalam pembuatan konten Youtube dokumenter bertema sosial serta menjadi penulis konten untuk sejumlah website.