redaksiharian.com – Insiden ular membunuh manusia kembali terjadi.

Kali ini, peristiwa naas menimpa Imam Rokhani, warga Desa Ngrayung, Kabupaten Trenggalek , Jawa Timur .

Imam yang bekerja sebagai pawang ular tewas setelah king kobra sepanjang 2,5 meter yang ia pelihara menyerangnya.

Kronologi bermula ketika ia berencana mengganti air minum untuk ular peliharaannya pada Minggu (23/10/2022) jam 03.00 WIB.

Ketika Imam memasukkan tangan ke dalam kandang, king kobra yang sudah dia pelihara cukup lama itu malah menggigitnya.

Imam langsung dirujuk ke Rumah Sakit Daerah (RSUD) dr. Soedomo, Trenggalek.

Namun, nasib berkata lain. Nyawa Imam tidak bisa diselamatkan dan dinyatakan meninggal pada Minggu (23/10/2022) siang.

Apa itu ular king kobra ?

Meninggalnya Imam akibat digigit king kobra mengingatkan setiap orang terhadap tingkat kematian yang disebabkan oleh ular berbisa ini.

King kobra atau Ophiophagus hannah yang menewaskan Imam termasuk salah satu spesies ular dengan bisa paling mematikan di dunia.

Ular berbisa tersebut dapat dikenali dari beberapa ciri fisik, seperti sisik yang besar di bagian kepala dan badannya.

Tak hanya itu, ular yang masuk famili Elapidae ini juga memiliki ciri fisik lain seperti kepalanya yang berukuran besar.

“King kobra juga memiliki postur yang panjang dan ramping,” kata Yayasan Sioux Ular Indonesia, Aji Rachmat, kepada Kompas.com, Selasa (25/10/2022).

Lebih lanjut, Aji juga menyampaikan kalau panjang tubuh king kobra dapat mencapai enam meter.

Dengan tubuh sepanjang itu, ia menyebut king kobra adalah ular berbisa terpanjang di darat.

“King kobra sangat agresif. Jika marah atau waspada, ular ini berdiri dan mengembangkan lehernya,” jelas Aji.

Perbedaan sekilas king kobra dan kobra

Kendati tubuhnya berukuran lebih besar dari spesies ular lain, tidak semua orang memahami perbedaan king kobra dengan kobra (Naja).

Aji menjelaskan, ada beberapa perbedaan di antara kedua ular berbisa tersebut yang wajib diketahui orang.

“Perbedaan (king kobra) dengan kobra adalah sisik kobra lebih kecil,” ujar Aji.

“Postur kobra juga lebih pendek. Maksimal hanya 1,2-1,3 meter,” tambahnya.

Tak hanya itu, Aji juga menerangkan bahwa perbedaan king kobra dan kobra adalah kemampuan dua spesies ini untuk menyemburkan bisa.

Kobra memiliki kemampuan untuk menyemburkan bisa. Namun, king kobra yang ukurannya lebih besar tidak dapat melakukan hal ini.

“King kobra itu ular yang sangat agresif,” tutur Aji.

King kobra bisa ditemukan di mana ?

Perlu diingat bahwa king kobra bukanlah hewan yang lazim untuk dipelihara -apalagi bagi orang yang tidak berpengalaman dengan ular.

Aji menyampaikan, king kobra biasanya ditemukan di tepi sungai atau hutan yang kondisinya masih alami.

Daerah persebaran king kobra juga terbatas sehingga ular ini tidak dapat ditemukan di semua lokasi.

Walau bisa dijumpai di habitat yang masih alami, tidak menutup kemungkinan king kobra masuk rumah -meski peluangnya kecil.

“King kobra sangat jarang masuk rumah permukiman. King kobra itu pemakan ular,” terang Aji.

“Jika ada king cobra yang masuk rumah, jangan ditangkap jika tidak terlatih.”

“Jangan disentuh atau diprovokasi karena ular ini akan mengejar,” tambahnya.

Aji mengatakan, kalau pun king kobra ditemukan di rumah kemungkinan hewan melata ini mencari tempat bersembunyi yang kering.

Kasus king kobra masuk rumah, lanjut Aji, banyak terjadi di Pulau Sumatera dan Kalimantan.

“Juga, mencari makanan di sekitar rumah. Makanan king kobra adalah ular yang kecil, biawak, dan kadang unggas,” kata dia.

Yang harus dilakukan ketika bertemu king kobra

Mengingat king kobra berulang kali merenggut nyawa, orang sebaiknya tidak bermain-main, apalagi sok-sokan menjinakkannya.

Aji menyampaikan, king kobra lebih mematikan ketimbang kobra jawa maupun kobra sumatera.

Nah, apabila ada korban gigitan king kobra, ia menyarankan supaya bekas gigitan ular ini tidak boleh digerakkan.

Ia juga tidak merekomendasikan bagian tubuh tertentu diikat apalagi bekas gigitan king kobra disedot.

“Tidak boleh dibawa pergi dari lokasi sebelum dilakukan pemindaian atau imobilisasi,” saran Aji.

“Setelah dipindai, baru dibawa ke RS secepatnya untuk mendapat basic life support.”

“Diberi antivenom khusus king kobra. Tapi, Indonesia belum punya, kudu import,” cetus dia.