redaksiharian.com – Setiap orang tentu ingin melakukan segala sesuatu dengan sebaik mungkin. Pasalnya, aktivitas yang dilakukan dengan maksimal akan membawa dampak yang baik untuk masa depan.

Namun, sebagian orang sulit mengeluarkan potensi terbaiknya karena tak percaya pada kemampuan diri sendiri. Padahal, percaya pada kemampuan diri merupakan sikap yang harus dimiliki setiap orang.

Informasi ini pun menjadi pembahasan dalam bertajuk , yang dapat diakses melalui tautan .

Impostor syndrome adalah fenomena psikologis ketika seseorang merasa ragu terhadap kemampuan dan pencapaiannya. Melansir dari , pada umumnya impostor syndrome dapat dialami siapa saja, namun lebih sering dialami oleh orang yang berprestasi.

Seseorang yang mengalami hal ini biasanya akan menganggap prestasi atau pencapaian yang didapatnya hanya karena keberuntungan semata. Akibatnya mereka akan memaksa diri untuk bekerja lebih keras dan menuntut kesempurnaan atas setiap pekerjaan.

Ciri Seseorang Mengalami Impostor Syndrome

Menurut , orang yang mengalami impostor syndrome akan terus membohongi diri sendiri meski sebenarnya banyak bukti bahwa mereka memiliki pencapaian yang cemerlang.

Lantas, apa saja ciri orang yang mengalami impostor syndrome?

Mengecilkan Kemampuan

Seseorang yang mengalami impostor syndrome sering tak percaya diri dengan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya.

Bekerja Terlalu Keras

Kerja keras merupakan hal yang perlu dilakukan untuk mencapai target atau tujuan tertentu. Namun, orang yang mengalami impostor syndrome akan bekerja terlalu keras.

Mereka melakukan hal tersebut bukan untuk mencapai target atau tujuan, melainkan untuk menutupi ketakutan yang dimiliknya. Akibatnya, mereka tak bisa mengatur waktu kerja secara efektif.

Tak Percaya Diri

Orang dengan impostor syndrime kerap tak percaya diri ketika berbicara atau berkontribusi dalam sebuah tim. Hal tersebut terjadi karena takut melakukan kesalahan.

Selain itu, mereka juga sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain memiliki kualifikasi diri lebih baik.

People Pleaser

Impostor syndrome biasanya ditandai dengan kecenderungan people pleaser atau berusaha menyenangkan orang lain.

Hal tersebut terjadi karena mereka lebih fokus melakukan hal yang diinginkan orang lain dengan harapan mendapat validasi.

5 Jenis Impostor Syndrome

Menurut Dr. Valerie Young dalam buku yang berjudul The Secret of Successful Women: Why Capable People Suffer from the Impostor Syndrome and How to Thrive in Spite of it, memaparkan ada lima jenis impostor syndrome.

The Natural Genius

Jenis pertama adalah perasaan yang muncul ketika seseorang mencoba sesuatu yang baru, lalu merasakan kesulitan untuk memahami dan menguasainya.

Mereka meyakini bahwa orang yang memiliki kemampuan seharusnya tidak menemukan kesulitan untuk memahami atau menguasai hal baru.

Pada akhirnya, orang yang mengalami impostor syndrome jenis ini akan merasa dirinya tidak kompeten karena mengalami kesulitan untuk mencoba sesuatu yang baru.

The Perfectionist

Impostor syndrome jenis ini menggambarkan bagaimana seseorang melakukan sesuatu dan menuntut dirinya untuk selalu melakukannya secara sempurna. Jika ada kesalahan, mereka akan mengkritik dirinya sendiri dan menganggap pekerjaannya gagal.

The Rugged Individualist

Pada jenis ini, orang yang mengalami impostor syndrome akan meyakini bahwa untuk mencapai kesuksesan, mereka harus melakukannya seorang diri. Bahkan, mereka akan merasa gagal jika ternyata ada orang lain yang terlibat.

The Expert

Seseorang yang mengalami impostor syndrome jenis ini menganggap pekerjaan yang sukses adalah ketika mereka mempelajari segala sesuatu yang perlu diketahui tentang hal.

Mereka percaya harus mengetahui segalanya dan akan merasa gagal ketika ternyata tak dapat menjawab pertanyaan terkait hal yang dipelajari.

The Superhero

Impostor syndrome jenis ini akan merasa sukses jika berhasil menjalankan perannya secara sempurna, termasuk sebagai seorang anak, teman, karyawan, orang tua, dan lainnya.

Akibatnya, mereka akan mendorong dirinya untuk terus menjalankan semua perannya dengan sempurna.

Lantas, bagaimana cara mengatasi impostor syndrome? Simak jawaban lengkapnya dalam episode dengan tautan akses di Spotify.

Di sana, kamu bisa menemukan berbagai informasi menarik seputar kesehatan mental yang bermanfaat untuk kehidupan personal, sosial, dan asmara.

Akses juga playlist-nya di agar kamu tak tertinggal episode terbarunya!