redaksiharian.com – Nyamuk bisa jadi termasuk salah satu hewan yang paling berbahaya di dunia.

Nyamuk dapat memasukkan virus ke dalam tubuh manusia yang bisa menimbulkan penyakit mematikan.

Di Singapura , nyamuk bahkan dilaporkan telah membunuh lebih dari 10.000 orang.

Angka ini lebih banyak dari jumlah kematian manusia akibat serangan hiu selaman ini.

Lantas mengapa negara Singapura budidaya nyamuk ?

Ternyata negara Singapura melakukan budidaya nyamuk untuk menekan jumlah penyakit demam berdarah yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti.

Proyek tersebut dinamakan sesuai dengan nama nyamuknya, yaitu Project Wolbachia Singapore.

Negara Singapura membudidayakan nyamuk jantan dan mandul berjenis Wolbachia-Aedes.

Nyamuk jenis ini juga tidak menggigit manusia dan menyebarkan penyakit.

Dilansir dari laman resmi (NEA) Singapura, “Negeri Singa” telah meneliti tentang perilaku nyamuk Wolbachia sejak Oktober 2016.

Baru pada Mei 2020 nyamuk Wolbachia mulai dilepaskan untuk menekan jumlah penyakit DBD.

Proses penekanan angka nyamuk Aedes aegypti dengan nyamuk Wolbachia dianggap lebih aman dan alami dibanding menggunakan pestisida dan fogging.

Lantas, bagaimana cara kerja nyamuk Wolbachia untuk membasmi nyamuk lainnya?

Meskipun nyamuk Wolbachia disebarkan, namun penyebarannya tetap perlu dipantau sebagaimana rekomendasi dari WHO.

Nyamuk Wolbachia berjenis kelamin jantan diharapkan dapat kawin dengan nyamuk Aedes aegypti dengan jenis kelamin betina.

Hanya nyamuk jenis jantan yang dikembangbiakan karena nyamuk jenis jantan tidak menggigit manusia.

Nyamuk Wolbachia jantan dikembangkan hingga memiliki bakteri yang disebarkan melalui perkawinan dengan nyamuk Aedes aegypti betina.

Dikutip dari laman Dialogue Pakistan, bakteri yang dibawa oleh nyamuk Wolbachia akan membuat nyamuk Aedes aegypti betina mati dan tidak bisa bertelur lagi.

Jadi, angka nyamuk Aedes aegypti diharapkan akan berkurang begitu juga dengan virus yang dibawa nyamuk seperti Zika, malaria, dengue, dan DBD.

Sejak penyebaran nyamuk Wolbachia pada 2016, Singapura telah membudidayakan 10.000 nyamuk setiap harinya untuk menekan angka kehidupan Aedes aegypti.

Bagaimana hasil dari proyek Wolbachia Singapore?

Per 15 Juni 2022, kurang lebih 154.606 rumah tangga dan 1.400 HDB (apartemen dan rumah susun) dilaporkan telah merasakan dampak dari penyebaran nyamuk Wolbachia.

Penyebaran nyamuk Wolbachia meliputi daerah Bedok, Choa Chu Kang, Geylang, Hougang, Punggol, Sengkang, dan Woodlands.

Hasilnya adalah angka persebaran virus berbahaya yang dihasilkan nyamuk di daerah Yishun dan Tampines, Choa Chu Kang dan Bukit Batok turun hingga 98 persen.

Sedangkan hanya dalam jangka setahun, daerah lain yang menjadi tempat penyebaran nyamuk Wolbachia turun hingga 88 persen.

Strategi Singapura ini juga diterapkan oleh negara Australia.

Meskipun begitu, Australia masih mencari cara yang lebih efektif karena negara Singapura lebih padat dibanding Australia.

Sedangkan Australia merupakan negara yang luas dengan pola titik penyebaran nyamuk yang berbeda juga.

Jadi, negara Singapura membudidayakan nyamuk Wolbachia untuk membasmi nyamuk jenis lain yang bebahaya, yaitu Aedes aegypti.