redaksiharian.com – Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) bergerak pada zona merah di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (25/5/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI, pukul 9.16 WIB, IHSG berada pada level 6.729,93 atau turun 15,8 poin (0,24 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.745,8.
Sebanyak 203 saham melaju di zona hijau dan 228 saham di zona merah. Sedangkan 206 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,6 triliun dengan volume 3 miliar saham.
Bursa Asia pagi ini bergerak mayoritas merah dengan penurunan Hang Seng Hongkong 1,75 persen (335,3 poin) menjadi 18.780,61, Shanghai Komposit melemah 0,18 persen (5,6 poin) di level 3.119, dan Strait Times terkoreksi 0,28 persen (8,9 poin). Sementara itu, Nikkei menguat 0,48 persen (146,7 poin) pada posisi 30.829,4.
Pada penutupan perdagangan Rabu (25/5/2023) waktu setempat, Wall Street dutup merah. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 255,59 poin, atau 0,77 persen, ditutup pada level 32.799,92. S&P 500 kehilangan 0,73 persen dan berakhir pada level 4.115,24, sedangkan Nasdaq terkoreksi 0,61 persen menjadi 12.484,16.
Sebelumnya, Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, IHSG akan menguat hari ini setelah pada akhir perdagangan kemarin berhasil membentuk pola candle hammer, dan tetap berada di atas garis SMA-5. “Hari ini IHSG berpeluang melanjutkan tren naik sebelumnya, apabila menembus ke atas level 6.777. Berdasarkan indikator MACD dalam kondisi netral,” kata Ivan dalam analisisnya.
Rupiah
Pagi ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.22 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.940 per dollar AS, atau turun 40 poin (0,27 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.900 per dollar AS.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah didorong oleh indeks dollar AS masih terlihat menguat pagi ini. Ini terjadi karena kekhawatiran soal kesepakatan batas utang AS yang belum tercapai mendekati deadline pembayaran utang AS menjadi pemicu penguatan dollar AS tersebut.
“Rupiah masih berpotensi melemah terhadap dollar AS hari ini. Pasar mungkin mengkonsolidasikan diri dari aset berisiko ke aset aman dollar AS. Ini mendukung penguatan dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.
Hari ini, pasar juga menantikan keputusan BI yang menurut konsensus pasar masih akan mempertahankan suku bunga acuannya. Sikap BI yang optimis terhadap perekonomian Indonesia bisa mendukung penguatan rupiah. Rupiah berpotensi melemah pada kisaran Rp 14.930 hingga Rp 14.950 per dollar AS.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.