redaksiharian.com – Pesan yang terenkripsi, termasuk DM (direct messages) alias pesan pribadi, belakangan ini menjadi pembicaraan hangat karena fitur terbaru pada sebuah platform media sosial.

Pengguna teknologi perlu memahami betapa pentingnya pesan terenkripsi lantaran berkaitan dengan perlindungan dan kerahasiaan percakapan. WhatsApp, dalam siaran pers, Jumat, menjelaskan enkripsi adalah cara untuk mengunci data sehingga hanya orang-orang yang memiliki kunci tertentu (yang disebut kunci enkripsi) yang bisa membukanya.

Enkripsi yang populer pada aplikasi pesan instan adalah end-to-end, yang memastikan hanya pengirim dan penerima yang bisa membaca pesan tersebut. Platform yang digunakan untuk berkirim pesan bahkan tidak bisa membaca pesan itu.

Pada enkripsi end-to-end, hanya pengirim dan penerima yang memiliki kunci untuk membuka dan membaca pesan. Penggunaan teknologi itu melindungi pesan dari serangan, termasuk serangan man-in-the-middle yang mengeksploitasi kerentanan untuk menyadap.

Meskipun lazim ditemukan pada aplikasi pesan intan, tidak semua platform menerapkan enkripsi end-to-end sebagai default atau setelan utama. Ada aplikasi yang mengatur supaya enkripsi end-to-end dinyalakan secara manual.

Aplikasi perpesanan yang memiliki setelan utama enkripsi end-to-end biasanya juga melindungi pesan berupa suara, foto dan dokumen.

Enkripsi end-to-end tidak hanya penting bagi aktivitas berkirim pesan, tapi, juga backup atau pencadangan. Pencadangan yang terenkripsi end-to-end melindungi pesan yang tersimpan di komputasi awan, terlepas dari merek yang digunakan.

Pada aplikasi WhatsApp, jika menyalakan pencadangan terenkripsi, platform akan melindungi pesan dengan kunci 64 digit atau kata sandi yang tidak bisa diatur ulang jika pengguna lupa.