redaksiharian.com – Asus resmi memboyong ponsel gaming terbarunya, ROG Phone 6 , ke Indonesia beberapa pekan lalu. Perangkat ini merupakan suksesor dari ROG Phone 5 yang sudah lebih dulu dijual di Tanah Air tahun lalu.
Ada dua model yang dijual di Indonesia, yaitu ROG Phone 6 “reguler” dan ROG Phone 6 Pro. Perbedaan keduanya terletak di desain punggung, di mana versi “Pro” dibekali dengan layar mungil ROG Vision, serta RAM 18 GB dan memori internal 512 GB.
Nah, kali ini KompasTekno berkesempatan untuk membuka kotak kemasan dan menjajal ROG Phone 6 versi reguler yang memiliki konfigurasi RAM 8 GB dan media penyimpanan 256 GB. Ponsel ini dibanderol dengan harga Rp 11 juta.
Sekilas, kotak penjualan ROG Phone 6 mirip dengan ROG Phone 5, di mana seluruh sisi kotak dihiasi dengan warna hitam. Namun, logo “ROG” dan nama ponsel tersebut, yaitu “ROG Phone 6” kini dibuat lebih besar.
Ketika membuka kotak penjualan ponsel ini, pembeli tentunya bakal mendapatkan unit ROG Phone 6 dan beberapa kelengkapannya.
Di antaranya seperti “kepala” pengisi daya alias adapter charger berdaya 65 watt, kabel data USB-C ke USB-C, hardcase dan SIM card ejector khas ROG, serta buku panduan.
Pembeli juga bakal mendapatkan aksesori audio earphone kabel secara cuma-cuma, serta satu buah kartu. Kartu ini bisa dipindai dengan kamera ROG Phone 6 untuk memainkan game artificial intelligence (AR) bikinan Asus.
Desain punggung lebih simetris
Jika berbicara ROG Phone Series, maka hal pertama yang kemungkinan terbesit di benak pengguna adalah desain punggung perangkat yang lebih “garang” dibanding ponsel konvensional.
Nah, hal itu juga tercermin di Asus ROG Phone 6 . Namun apabila dibandingkan dengan ROG Phone 5, desain punggung ROG Phone 6 kini terlihat lebih rapi dan simetris.
Pasalnya, logo “ROG” yang bisa menyala kini seakan dimuat dalam sebuah bidang yang menyerupai jajar genjang. Pada Asus ROG Phone 5, logo ROG terkesan hanya “ditempelkan” begitu saja di punggung perangkat.
Selain logo ROG, punggung Asus ROG Phone 6 juga kini dibekali dengan tulisan “Dare to Play” yang bisa menyala.
Untuk menemani dua logo yang menyala tersebut, Asus juga menyematkan beberapa garis simetri, serta tulisan dan logo ROG lainnya untuk membuat cangkang ponsel gaming ini cantik.
Lalu, ada pula modul menonjol dengan bentuk mirip bidang trapesium, yang memuat tiga kamera, terdiri dari kamera utama 50 MP, kamera ultrawide 13 MP, dan kamera makro 5 MP.
Mewah dan mengilap, tapi…
Secara keseluruhan, desain punggung ROG Phone 6 sendiri terlihat cukup mewah dengan nuansa mengilap. Namun, karena memiliki finishing seperti ini, bekas sidik jari mudah menempel di permukaan cangkang perangkat.
Unit warna ROG Phone 6 yang kami jajal adalah Phantom Black, di mana punggung ponsel terlihat diwarnai dengan warna abu-abu gelap yang elegan.
Asus juga menghadirkan varian warna lain yaitu Storm White, di mana cangkang perangkat dihiasi dengan warna putih yang tidak begitu mencolok mata.
Secara sensasi menggenggam, kami tidak ada merasakan kesulitan memegang ponsel gaming terbaru Asus ini.
Namun jika kami menggenggam ponsel ini terlalu lama, tangan akan cepat berkeringat dan juga pegal, lantaran ponsel dengan dimensi ketebalan 10,3 mm ini memiliki bobot mencapai 239 gram.
Ketidaknyamanan menggenggam ini akan hilang apabila pengguna memakai hardcase ROG yang telah didapat dalam paket penjualan perangkat. Aksesori tersebut memiliki tekstur kesat, sehingga tidak akan licin di tangan.
Layar lega, refresh rate 165 Hz
Beralih ke bagian depan, layar ROG Phone 6 terasa lebih lega karena mengusung panel AMOLED 6,78 inci dan resolusi Full HD Plus. Layarnya juga lebih kokoh karena telah dilindungi dengan kaca anti gores Gorilla Glass Victus.
Ketika dipakai di bawah terik sinar matahari, konten atau game yang sedang ditampilkan layar bisa dibilang dapat dilihat dengan jelas. Pasalnya, ROG Phone 6 memiliki layar dengan tingkat kecerahan hingga 1.200 nits (peak).
Selain itu, animasi yang berjalan di layar juga terasa lebih mulus dibanding layar ponsel kebanyakan berkat refresh rate 165 Hz. Respons terhadap sentuhan pun terasa lebih gesit karena layarnya mengusung touch sampling rate hingga 720 Hz.
Secara desain, layar ROG Phone 6 terkesan memiliki sentuhan melengkung (curved) di sisi kanan dan kirinya, sehingga bezel di bagian kiri dan kanan bisa dibilang sangat tipis.
Meski demikian, bezel pada bagian bawah dan atas layar ponsel gaming ini terlihat lebih lebar dibanding ponsel kekinian.
Sebab, ada sebuah speaker yang disematkan di masing-masing bezel tersebut, begitu juga kamera selfie beresolusi 12 MP yang ada di bezel bagian atas.
Punya dua konektor USB-C dan AirTrigger
Asus ROG Phone 6 mengadopsi bingkai berbahan aluminum, sehingga akan terasa kokoh ketika menyentuh tangan. Selain kokoh, fitur-fitur dan port (konektor) yang ada di sekeliling bingkai perangkat tersebut juga cukup lengkap.
Di sisi kiri bingkai ponsel yang ditenagai dengan chipset Snapdragon 8 Plus Gen 1 ini, misalnya, terdapat slot kartu SIM (dual nano-SIM) yang ditandai dengan warna merah, yang ditemani dengan satu konektor berjenis USB-C.
Kemudian pada bingkai sisi bawah, terdapat konektor USB-C lainnya untuk mengisi daya perangkat, audio jack 3,5 mm, dan lubang mikrofon.
Lalu pada bingkai bagian kanan, di sisi ini ada tombol power yang memiliki aksen berwarna merah dan tombol volume.
Masih di sisi yang sama, terdapat pula dua sensor AirTrigger yang fungsinya mirip tombol L2/R2 di controller PlayStation, masing-masing terletak di bagian atas dan bawah bingkai sebelah kanan perangkat.
Terakhir, di bingkai bagian atas ponsel ini hanya terdapat satu lubang mikrofon yang rata dengan bingkai perangkat.
Penampilan Asus ROG Phone 6 dari berbagai sisi, begitu juga isi kotak penjualannya, dapat disimak lewat rangkaian foto di tautan .