redaksiharian.com – Jika sedang berpelesir ke Ciwidey, Jawa Barat, tidak ada salahnya untuk menyempatkan waktu mampir ke Curug Citambur di Karangjaya, Kabupaten Cianjur.
Curug atau air terjun setinggi 130 meter yang populer karena keindahannya ini belakangan juga sedang viral karena rumah seorang warga bernama abah Jajang yang memiliki pemandangan belakang rumah berupa Curug Citambur.
Daripada piknik di halaman rumah abah Jajang sehingga merusak kebunnya dan mengganggu privasi, cobalah lebih dekat menuju puncak Curug Citambur.
Karena sudah dikelola sebagai tempat wisata, akses masuknya relatif mudah dan sudah tersedia beberapa spot foto bagi pengunjung.
Kompas.com sempat mampir ke Curug Citambur, Jumat (28/4/2023). Berikut ulasannya.
Pesona Curug Citambur, airnya bak mengalir dari langit
Curug Citambur berdiri di ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut, serta memiliki tiga tingkatan curug, seperti dikutip dari (11/3/2023).
Tingkatan pertama memiliki ketinggian 12 meter, tingkatan kedua 116 meter, dan tingkatan ketiga dua meter.
Sayangnya, karena keterbatasan waktu, saya tak sempat turun ke bawah untuk berenang di aliran sungai.
Meski begitu, naik mendekati puncak air terjun dan mengagumi aliran airnya yang begitu deras sudah memuaskan hati.
Jika naik hingga ke papan bertuliskan “Curug Citambur”, kita akan merasakan cipratan-cipratan air terjun yang menyegarkan, bahkan kebasahan jika berdiri di sekitar sana cukup lama.
Pesona Curug Citambur memang begitu memanjakan mata. Bahkan dari kejauhan, di tengah perjalanan menuju lokasi, sudah terlihat samar aliran air curug dari ujung tebing yang tertutup kabut tipis.
Tak berlebihan rasanya jika menyebut alirannya bak mengalir dari langit.
Perjalanan menuju curug
Setidaknya, ada dua pilihan jalan menuju Curug Citambur, yakni dari arah Cirebon dan dari arah Bandung.
Ketika mengecek peta digital, jarak Bandung ke Curug Citambur ternyata lebih dekat, yakni sekitar 2,5 kilometer. Untuk itu, saya sempatkan untuk mampir saat hendak menuju Ciwidey.
Sekadar gambaran, jarak dari jalan utama, yakni Jalan Raya Patengan, Rancabali ke Curug Citambur adalah 24 kilometer atau sekitar 1 jam jika ditempuh menggunakan kendaraan.
Jalan menuju lokasi bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda empat maupun dua. Sebab, di sepanjang perjalanan kita juga akan menemukan beberapa titik yang merupakan pemukiman warga.
Namun, kondisinya lumayan menantang. Selain banyak tikungan, cukup banyak tanjakan dan turunan tajam, dengan sekeliling kebun teh atau hutan.
Sebagian jalan sudah cukup mulus, namun di sejumlah titik juga terdapat jalan yang bolong dan tidak rata.
Di beberapa titik juga terdapat jalan yang berbatu-batu, sehingga kita perlu menurunkan kecepatan kendaraan.
Dengan kondisi tersebut, naik kendaraan roda dua relatif lebih nyaman ketimbang roda empat.
Namun, jenis apapun kendaraannya, penting untuk memastikannya dalam keadaan prima agar nyaman digunakan untuk menempuh jalur ini.
Perjalanan pulang tak kalah menantang karena kabut keburu turun.
Saat itu, saya tiba terlalu sore, sehingga perjalanan pulang saya tempuh sekitar pukul 16.00 WIB.
Kabut, ditambah dengan cuaca yang juga sedang musim hujan, membuat jarak pandang semakin pendek dan berkendara harus semakin berhati-hati.
Jadi, sedikit tips, jika ingin melihat keindahan Curug Citambur, pastikan secara khusus meluangkan waktu untuk mampir.
Sebab, perjalanan menuju lokasi yang cukup jauh dan medan yang menantang membuat kita memerlukan waktu lebih untuk tiba di sana, serta lebih baik segera pulang sebelum matahari turun.