redaksiharian.com – Menyusul titel pertama yang diraih secara kontroversial oleh Verstappen pada musim lalu, tahun ini ia membungkam semua kritik dengan penampilan yang dominan, memenangi 12 dari 18 balapan dan mengamankan gelarnya dengan empat balapan tersisa.
Verstappen meraih kembali mahkota juara setelah Charles Leclerc, rival terdekatnya, mendapat penalti larut karena kedapatan mengambil keuntungan dengan keluar lintasan saat mendapat tekanan dari Sergio Perez di lap terakhir GP Jepang.
Sang pebalap Ferrari mendapat penalti lima detik dan harus turun ke P3 dan menghadapi kenyataan dirinya tak mampu lagi mengejar raihan poin Verstappen meski ia memenangi seluruh balapan tersisa di musim ini.
“Ini melampaui semua mimpi kami. Max benar-benar dominan (musim ini),” kata Horner kepada Sky Sports F1.
“Kami bangkit dari masa-masa sulit beberapa balapan pertama, tapi sejujurnya, dia dan tim telah meningkatkan standard ke level yang berbeda.
“Saya sangat bangga dengan semua yang ia lakukan, semua yang tim ini capai, dan semua orang di Milton Keynes telah lewati melalui tekanan yang sangat besar. Meraih gelar kejuaraan ini benar-benar spesial.”
Gelar juara dunia kedua bagi Verstappen juga terasa spesial.
“Yang pertama terasa sedikit emosional, tapi yang kedua lebih indah,” kata Verstappen setelah menyentuh finis 27 detik di depan rival-rivalnya di Jepang.
Verstappen masih berpeluang mencetak rekor kemenangan terbanyak dalam satu musim yang saat ini dipegang oleh Michael Schumacher dan Sebastian Vettel dengan 13 kali menang.
“Saya tahu ini musim yang sangat spesial. Saya sangat menikmatinya tapi mungkin saya akan lebih menikmatinya setelah musim ini selesai, melihat ke belakang.”
Horner juga mempersembahkan kemenangan tersebut untuk Honda yang telah mendukung Red Bull meraih gelar juara dunia dalam dua tahun terakhir, kali ini di kampung halaman pabrikan Jepang itu.
“Memenangi gelar dua kali dengan mereka (Honda) sangatlah emosional, khususnya di sini (Suzuka), dengan semua mata memandang,” kata Verstappen.
“Itu memberi Anda sedikit tekanan, tapi tekanan yang baik, tekanan yang positif. Saya sangat bangga meraihnya di sini.”
Dengan Perez finis P2 di Jepang, maka Red Bull tercatat telah lima kali finis 1-2 pada musim ini, yang menegaskan betapa dominannya mereka.
“Saya rasa Checo luar biasa tahun ini. Dia harusnya berada di peringkat dua kejuaraaan, dan itu akan menjadi target selanjutnya,” kata Horner.
“Dan tentunya, salah satu tujuan terbesar kami adalah membawa pulang titel konstruktor setelah delapan tahun lamanya,” kata Horner mengenang kesuksesan terakhir timnya pada 2013 silam.
Tim milik perusahaan minuman berenergi itu jauh meninggalkan Ferrari dalam perebutan gelar konstruktor musim ini meski belum mengamankan gelar tersebut.
(ANTARA)