redaksiharian.com – Masyarakat Indonesia disebut mulai meninggalkan uang tunai . Pembayaran digital seperti dompet digital, QR, sampai kartu kredit contactless dinilai memiliki daya tarik yang lebih besar.
Presiden Director PT Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman mengatakan, faktor tersebut menyebabkan penurunan penggunaan uang tunai pasca-pandemi.
“Pandemi mengubah kebiasaan orang untuk tidak membawa banyak uang tunai dan mengunakan pembayaran digital . Hal ini mempercepat kesiapan Indonesia menuju cashless society,” ujar dia dalam acara virtual Visa Contactless Talk, Jumat (9/6/2023).
Ia membeberkan, berdasarkan studi Consumer Payment Attitudes Visa 2022, Visa menemukan sebanyak 93 persen responden telah menggunakan pembayaran melalui dompet digital.
Adapun, sebanyak 56 persen responden mengurangi penggunaan uang tunai karena merasa kurang aman sebab bisa jatuh atau dicuri.
Sebanyak 48 persen responden merasa kurang aman menggunakan uang tunai karena dapat menyebarkan infeksi.
Di sisi lain, sebanyak 47 persen responden merasa tidak perlu membawa uang tunai karena mudah menarik uang di mana saja.
“Sebanyak 44 persen merasa membawa uang tunai merepotkan dan sudah banyak yang menyediakan pembayaran cashless,” imbuh dia.
Mulai beralihnya masyarakat Indonesia dari pembayaran tunai juga diperkuat dengan temuan susutnya tingkat penggunaan uang tunai.
Riko menjabarkan, penggunaan uang tunai turun dari 87 persen pada 2021 menjadi 84 persen pada 2022.
Di sisi lain, penggunaan pembayaran dari aplikasi atau in-app payment meningkat menjadi 80 peresn pada 2022 dari hanya sebanyan 45 persen pada 2021.
Pembayaran menggunakan QR payment juga tumbuh menjadi 62 persen pada 2022, dari semula sebanyak 50 persen pada 2021.
Riko menyebut, masyarakat Indonesia optimistis dapat segera menjadi cashless society.
“Sebanyak 3 dari 5 responden memperkirakan Indonesia akan menjadi cashless society pada 2030, bahkan bisa lebih cepat,” tutup dia.