redaksiharian.com – Mastercard bersama platform perlindungan menyeluruh terhadap penipuan, Vesta, mengumumkan kemitraan strategis baru untuk mendeteksi tindakan penipuan digital bagi para merchant di Asia Tenggara.
Kerja sama ini akan melibatkan integrasi produk dan solusi Cyber & Intelligence (C&I) Mastercard ke dalam platform jaminan transaksi Vesta, dan akan memungkinkan para merchant untuk mencegah penipuan daring, menyetujui lebih banyak transaksi, serta mengembangkan bisnis.
Senior Vice President, Cyber & Intelligence, Asia Pacific, Mastercard Karthik Ramanathan dalam keterangan di Jakarta, Kamis, menjelaskan komitmen ini merupakan perwujudan untuk membangun hubungan strategis dengan pemain utama di seluruh ekosistem pembayaran dan teknologi.
“Mastercard senang memiliki kesempatan untuk bekerja sama dengan Vesta untuk memenuhi kebutuhan keamanan siber para konsumen di Asia Pasifik, serta membuat ekonomi digital di kawasan ini tumbuh dengan lebih baik dan aman,” katanya.
Layanan yang akan tersedia bagi para merchant pada kuartal II-2023 ini juga mencerminkan investasi berkelanjutan perusahaan dalam kemampuan siber terkemuka di pasar yang mendukung ekosistem yang lebih luas.
Oleh karena itu, kombinasi dari solusi keamanan siber, termasuk biometrik perilaku, penyelesaian sebelum perselisihan, verifikasi identitas, dan keahlian pasar Mastercard akan memberikan merchant perlindungan 100 persen terhadap penipuan, sekaligus menggabungkan wawasan transaksi seperti risiko pembayaran dan peringatan pencegahan.
SVP Vesta dan GM APAC Shabab Muhaddes ikut menyambut baik kerja sama inovasi dalam bidang siber dan intelijen ini karena solusi manajemen terbaru dapat mengurangi potensi transaksi dari tindak kejahatan penipuan.
“Melalui kerja sama strategis ini, para merchant akan mendapat manfaat dari sebuah integrasi ke dalam sistem Vesta sehingga dapat menyetujui lebih banyak transaksi yang sah dan terbebas dari penipuan,” kata Shabab.
Dengan demikian, lanjut dia, solusi tersebut juga memungkinkan para pedagang untuk fokus pada pertumbuhan penjualan, dan meningkatkan pengalaman pelanggan tanpa perlu khawatir dengan adanya percobaan penipuan.
Menurut studi terbaru dari Juniper Research, total kerugian akibat penipuan e-commerce terhadap merchant di seluruh dunia diperkirakan melebihi 48 miliar dolar AS pada 2023, dari sebelumnya sebesar 41 miliar dolar AS di tahun 2022. Studi ini juga menemukan bahwa Asia Pasifik menyumbang 22 persen kasus penipuan secara global.
Oleh karena itu, kenaikan jumlah konsumen yang memilih untuk berbelanja daring, verifikasi identitas, perlindungan terhadap kebocoran data dan mengatasi penipuan secara real time saat ini telah menjadi tantangan bagi para merchant.
Kerja sama ini akan mengatasi masalah tersebut dan membantu menyederhanakan manajemen risiko bagi merchant yang berbasis di Asia Pasifik dengan memberikan perlindungan penuh kepada merchant rekanan Mastercard sebelum, selama dan sesudah transaksi.
Selain itu, kolaborasi ini juga akan menghadirkan pengalaman pembayaran digital yang lebih baik bagi para konsumen di kawasan Asia Pasifik dan memperkuat kepercayaan secara keseluruhan terhadap e-commerce.