RedaksiHarian – Keputusan Fabio Quartararo yang memilih bertahan di Monster Energy Yamaha sempat membuat beberapa pihak terkejut.
Sebab opsi itu menampik semua rumor soal kemungkinan sang Juara Dunia 2021 pindah ke Aprilia.
Sekaligus menandai betapa kesabaran El Diablo tampaknya masih sangat melimpah ruah dalam menanti kebangkitan M1 di lintasan setelah dua satu tahun terlunta-lunta.
Bahkan sampai saat ini, M1 masih inferior dibandingkan pabrikan lain apalagi Desmosedici GP Ducati.
Melihat Quartararo yang masih tetap mau bertahan di Yamaha walau motornya kurang kompetitif membuat dia dibandingkan dengan Marc Marquez.
Marquez sempat dinggap sudah tidak betah menanti kebangkitan Repsol Honda dengan RC213V yang semakin lama justru makin sulit diharapkan.
Soal hal itu, Marquez punya jawabannya sendiri.
Juara Dunia delapan kali itu pun memahami mengapai Quartararo masih pilih bertahan di Yamaha daripada seperti dia yang langsung cabut dari Honda saat motornya sudah tak lagi menjanjikan kemenangan.
“Karena Yamaha tetaplah Yamaha, sama seperti halnya Honda tetaplah Honda. Cepat atau lambat, mereka akan memberikan hasil yang lebih baik lagi,” ujar Marquez.
Marquez menyebutkan bahwa ada dua faktor yang menjadi pembeda dalam kasusnya dengan Quartararo. Yaitu faktor usia dan faktor kebugaran fisik.
Marquez sudah menginjak usia 31 tahun dan dia berjuang sembuh dari cedera lengan kanan yang fatal dan berulang kali kambuh sejak insiden Jerez 2020.
Sedangkan Quartararo masih 24 tahun dan tidak sedang mengalami cedera apapun. Kesabaran untuk menanti M1 kembali kompetitif sangat bisa dilakukan oleh pembalap semuda dia.
“Banyak orang membuat perbandingan dengan situasi saya. Tapi Fabio memiliki lebih banyak waktu daripada saya,” kata Marquez.
“Tidak seperti saya (yang sudah 31 tahun), dia juga tidak harus mengalami cedera yang mengubah karier yang membuat saya sendiri memiliki keraguan diri,” kata Marquez yang memutuskan pindah ke Gresini untuk melihat kembali daya kompetitifnya.
Marquez meyakini bahwa perbedaan dari segi usia itulah yang membuat kasusnya dengan Quartararo amat berbeda.
Pembalap berjuluk Si Semut dari Cervera itu tak lagi punya banyak waktu seiring dengan kebugarannya yang makin termakan usia untuk menanti kebangkitan Honda yang entah kapan dapat terlihat.
“Ketika Anda menjadi bagian dari proyek seperti ini, di mana Anda dijanjikan banyak hal, adalah hal yang normal untuk memiliki kesabaran dan kepercayaan diri,” kata Marquez menyikapi keputusan Quartararo.
“Anda harus memiliki kepercayaan diri tetapi juga sedikit keberuntungan bahwa para insinyur akan segera menemukan kunci untuk memberikan Anda motor yang kompetitif,” tuturnya.