RedaksiHarian – Salah satu pembalap paling menjanjikan dalam beberapa tahun terakhir, Acosta akan melakukan debut kelas premier yang sangat dinanti-nantikan bulan depan di usianya yang baru 19 tahun.
Pembalap Spanyol itu telah menarik perhatian dengan penampilannya di kelas junior dengan memenangkan gelar juara dunia Moto3 di musim rookie pada 2021.
Dia lalu hanya membutuhkan waktu dua tahun untuk mengulangi kesuksesan itu di kelas Moto2.
Namun, yang sama mengesankannya adalah kecepatannya dalam tes pramusim MotoGP 2024, 6-8 Februari di Sirkuit Sepang dengan KTM RC16.
Saat itu, dia tertinggal kurang dari sepersepuluh dari pembalap tim pabrikan Red Bull, Brad Binder di tempat kesembilan.
Meski ia mendapat tiga hari tambahan untuk berlari di Sirkuit Sepang Malaysia berkat statusnya sebagai pendatang baru, banyak rivalnya yang merasa Acosta sudah mulai menunjukkan kecepatan dan kedewasaan melebihi usianya.
Juara MotoGP enam kali Marquez memuji pembalap Spanyol itu sebagai bakat super setelah mengikuti perkembangannya di Sirkuit Sepang dan yakin dia akan mampu bersaing memperebutkan gelar cepat atau lambat.
“Dia akan menjadi super cepat sepanjang musim ini,” kata Marquez tentang Acosta dilansir dari Motorsport.
“Dia seperti Fabio Quartararo yang cepat saat melakukan debut MotoGP pada 2019.”
“Sekarang orang-orang yang datang ke MotoGP sangat cepat. Pecco (Francesco Bagnaia) ketika dia tiba di sini pada tes pramusim pertama (tahun 2019), dia memimpin. Dia yang tercepat dalam satu hari,” tutur Marquez.
“Pedro super cepat saat tes. Dia jatuh, saya tidak tahu berapa kali, tapi itulah cara untuk belajar. Dia menyerang, jadi ini bagus, itu mentalitas yang bagus. Saya selalu mempertahankan mentalitas itu.”
“Dia cepat, dia akan menjadi talenta super. Mungkin itu akan membutuhkan lebih banyak waktu atau lebih sedikit waktu, tetapi dia akan berjuang untuk kejuaraan cepat atau lambat.”
Kecepatan Acosta di Sepang juga menarik perhatian bos motorsport KTM, Pit Beirer, yang sangat antusias dengan apa yang bisa diraih pembalap remaja tersebut dalam karier MotoGP-nya.
KTM telah mengikuti dengan cermat karier junior Acosta dan memberinya kontrak MotoGP untuk 2024 saat dia masih berkompetisi pada Moto3 tiga tahun lalu.
“Di Malaysia saya melihat apa yang Anda semua lihat,” kata Beirer.
“Dia memulai dan melakukan hal-hal fantastis. Setiap hari dia menjadi lebih baik dan lebih baik lagi, selama enam hari.”
“Dia finis dengan waktu terakhir dua persepuluh lebih cepat dari catatan waktu pole position tahun lalu. Jadi, level yang dia capai dalam kategori ini sangat-sangat tinggi,” tutur Beirer.
“Semua orang berbicara tentang dia, tentang berapa banyak rekor yang telah dia pecahkan sebelumnya di kategori lain, tentang betapa mudanya dia.”
“Tetapi, masih menarik untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi saat dia berpindah dari Moto2 ke MotoGP,” ujar Beirer.
“Segalanya mungkin berjalan lebih baik dari yang diharapkan, namun bisa juga menjadi sangat sulit. Tapi dia luar biasa. Dia baik.”
Catatan waktu Acosta 1 menit 57, 365 detik pada hari terakhir tes Sepang.
Hal ini membuatnya tertinggal 0,683 detik dari pembalap Ducat, Francesco Bagnaia, meskipun ia lebih cepat dari Jack Miller di pabrikan KTM serta rekan setimnya di Tech3 Augusto Fernandez.
Meski penampilannya di Malaysia mendapat pujian luas baik dari KTM maupun rivalnya, Acosta merasa masih harus banyak belajar untuk terus menyesuaikan diri dengan motor MotoGP yang lebih cepat.
“Masih jauh. Sekarang tertinggal 0,6 detik. Pada akhirnya kami melihat bahwa mereka tahu cara melaju cepat. Saya tidak tahu apakah Marquez kesulitan kemarin (di hari kedua tes Sepang) atau dia hanya sedikit mereda,” ucap Acosta.
“Namun, dia unggul pada hari terakhir dan mencatatkan waktu yang sangat bagus. Bagi orang-orang ini, mereka tahu bagaimana melakukannya. Mereka tidak bodoh, mereka tahu bagaimana menjadi seperti ini. Ini bukan kejutan.”
“Namun, saya cukup senang. Kami melaju lebih cepat dari rekor putaran lama. Mereka juga cepat, tetapi saya senang karena masih ada jalan yang harus ditempuh.”
Meski dianggap oleh banyak orang sebagai rookie paling menjanjikan pada MotoGP sejak Marquez memasuki kejuaraan pada 2013, Acosta yakin ia mampu mengatasi tekanan yang datang dari ekspektasi tinggi.
“Tekanan hanya sebuah kata. Jika Anda yakin akan hal itu, ambillah,” ujar Acosta.
“Saya menjalani tiga tahun terakhir hidup saya dengan tekanan, jadi untuk saat ini hal itu menjadi hal yang normal.”