RedaksiHarian – Performa pembalap tim Gresini tersebut bersama Ducati Desmosedici GP23 dalam tes pramusim sebenarnya cukup menjanjikan.
Dalam tes pramusim terakhir pada 19-20 Februari lalu di Sirkuit Lusail, Qatar, Marquez menempati peringkat keempat dalam catatan waktu lap terbaik.
Membukukan 1 menit 51,335 detik, sudah lebih cepat daripada rekor resmi MotoGP di Lusail, Marquez terpaut 0,383 detik dari torehan tertinggi yang dicetak sang juara bertahan, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo).
Hasil ini pun dicapai Juara Dunia delapan kali tersebut dengan terjatuh terlebih dahulu.
Marquez mengalami kecelakaan pertamanya dengan motor Ducati.
Secara sekilas, Marquez punya peluang untuk bersaing di depan. Akan tetapi, mantan rider nomor satu Honda tersebut tidak mau jemawa.
Kecelakaan yang dialami itulah yang membuat Marquez merasa bahwa dia belum mendapatkan seluruh potensinya.
“Maksud saya, tentunya kita tidak pernah ingin terjatuh dan kita ingin bertahan di atas motornya,” kata Marquez, dilansir dari Motorsport.com.
“Namun, betul ketika saya terjatuh, saya melihat diri saya melebar, saya terlalu cepat tetapi saya bilang oke, inilah batas kemampuan motornya.”
“Kemudian saya melakukan long run selama 12 lap dan berencana untuk kurang lebih mencapai 18 lap.”
“Lalu saya bilang bahwa baiklah, ini bukan sekadar lima lap tersisa, saya akan mencoba untuk meningkat satu langkah.”
“Akan tetapi, mungkin saya menambahnya dalam satu titik yang tidak bisa kita lakukan dengan motor ini.”
“Jadi saya mengalami selip di Tikungan 4, tetapi penting untuk memahaminya,” imbuhnya.
Kecelakaan tersebut disebut Marquez menjadi risiko dari tantangan terbesar yang sedang dihadapinya sebagai pembalap, utamanya dengan motor anyar.
Marquez sedang berusaha untuk menemukan detail terakhir dari kecepatannya di lintasan. Bagian ini yang disebutnya sebagai yang tersulit.
“Sampai sekarang saya mengendarainya dengan sangat halus dan konsisten tetapi tidak pernah menekan di sepersekian detik terakhir,” ucap Marquez menerangkan.
“Dalam balapan kita selalu berkata bahwa 0,3 detik terakhir adalah yang tersulit. Jadi di sanalah saya berada sekarang.”
“Saya 0,1 atau 0,2, bahkan terkadang 0,4 detik di belakang pembalap-pembalap terdepan. Dan sekarang saya harus memahami caranya menjadi lebih dekat.”
Marquez menyebut setidaknya ada tiga pembalap yang lebih cepat daripada dirinya, sesuai dengan jumlah pembalap yang mampu melaju lebih cepat darinya di tes pramusim.
Ini masih belum ditambah rival-rival lain yang diwaspadainya seperti runner-up kejuaraan musim lalu yakni Jorge Martin (Prima Pramac) yang catatan terbaiknya lebih pelan di tes Qatar.
Meski begitu, pembalap yang baru saja berulang tahun ke-31 pada 17 Februari lalu tetap tenang karena dia tahu bahwa dirinya masih berproses.
Kecuali soal kecelakaan yang dialami tersebut, Marquez cukup puas dengan pencapaiannya di tes pramusim.
“Mari kita lihat. Saya lebih dekat (dengan pembalap-pembalap terdepan) dibanding saat di Malaysia,” ucap Marquez merujuk tes pramusim sebelumnya di Sirkuit Sepang.
“Jadi, selangkah demi selangkah kami perlu memahami caranya belajar dari mereka.”